125 Nyawa Dalam Gas Air Mata

125 Nyawa Dalam Gas Air Mata

Penggunaan gas air mata yang tidak selayaknya menyebabkan 125 orang kehilangan nyawa. Gas air mata merupakan senjata kimia untuk melumpuhkan masa oleh polisi. Namun tidak untuk penonton yang diam di tribun penonon.

Tak bisa dipungkiri, penyebab jatuhnya banyak korban dalam tragedi pertandingan sepakbola di stadion Kanjuruhan, Malang, adalah karena gas air mata. Gas ini yang disemprotkan polisi ke arah penonton di lapangan maupun di tribun penonton. Untuk sementara, selama penyidikan, gas air mata menjadi biang keladi semua ini hingga merenggut 125 korban ( revisi dari 128 korban sebelumnya)

Senjata Kimia

Gas air mata merupakan senjata kimia, berupa. gas dan digunakan untuk melumpuhkan dan mengusir sekelompok orang yang melakukan demo maupun kerumunan yang membahayakan jika dibiarkan.

Gas air mata yang mengenai mata, menyebabkan iritasi pada mata dan sistem pernafasan manusia. Manusia yang terkena gas airmata dalam waktu hitungan detik menyebabkan mata tak bisa terbuka atau melihat dengan jelas. Termasuk langsung mengenai pernafasan. Orang sulit bernafas dan biasanya akan duduk atau istirahat mengatur nafas. 

Namun ada juga yang panik dan berlari ke sana kemari dengan harapan untuk menghindari mata dan nafas lebih parah lagi. Yang tidak kuat menahan iritasi mata dan nafas akan duduk agar tak jatuh. 

Namun akibatnya, mereka yang berlari tak beraturan, dapat menginjak-injak orang yang duduk atau saling bertabrakan karena udara pekat oleh kabut. Ditambah lagi dengan kerumunan orng yang menyelamatkan diri menuju pintu keluar yang sempit. 

Itu kira-kira yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, terlepas saat ini sedang dilakukan penyelidikan tentang sebab akibat dari tragedi penyemprotan gas air mata yang menyebabkan 120 lebih nyawa melayang sia-sia, yang seharusnya tidak terjadi, dan tidak boleh terjadi.

Nafas Tersengal

Gas aiar mata yang biasa dimiliki kepolisian biasanya dalam bentuk semprotan atau semacam granat tangan yang dilemparkan, kemudian pecah menjadi gas yang dcukup membuat mata pedih dan nafas tersengal. 

Bahan kimia yang sering dipakai pada gas air mata antara lain gas CS ( 2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum).

Mata dan nafas yang terkena gas air mata dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun  panjang. Yang lebih parah adalah pengembangan penyakit pernapasan, luka dan penyakit mata parah ( keratitis, glaukoma dan katarak), radang kulit, kerusakan pada sistem peredaran darah dan pencernaan, bahkan kematian, khususnya pada kasus dengan paparan ( terkena gas air mata) dalam dosis tinggi

Penyakit Asma Berisiko

Gas air mata bekerja dengan membuat iritasi membran mukus pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Ia menyebabkan tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara. Dengan gas CS gejala iritasi biasa muncul setelah paparan selama 20 hingga 60 detik dan sembuh setelah 30 menit sejak meninggalkan tempat penyemprotan gas.

Meski dampak gas air mata sendiri biasanya hanya peradangan kulit ringan, komplikasi. Para pengidap penyakit pernafasan seperti asma, sangat berisiko tinggi. Mereka butuh pertolongan medis secepatnya dan lebih baik jika dibawa ke rumah secepatnya. Sebagian yang lebih parah, perlu ventilasi. 

Jika orang-orang terkena dalam jarak dekat atau terpapar parah, cedera mata seperti tercakarnya kornea, dapat menebabkan kehilangan ketajaman penglihatan permanen. Begitu juga mereka yang terkena pernafasan yang diawali dengan penyakit asma akut, bisa kehilangan pernafasan selamanya.

Meski pihak polisi mengatakan penggunaan gas air mata ssesuai prosedur, namun panitia menyatakan berseberangan. Terlebih ada aturan dalam pertandingan sepakbola. 

Tentu, tak ada yang dibiarkan begitu saja dalam kasus tragedi luar biasa ini. Terlalu berharga nyawa itu pergi dengan sia-sia tanpa tanggungjawab. 

Sumber: Wikipedia, Jurnal Kimia

BACAAN LAIN

Vonis Seumur Hidup untuk Ketua Panitia Pelaksana dan Penanggung Jawab Keamanan Arema FC

1 Kekalahan Untuk 128 Nyawa

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Tewaskan 130 Penonton, Langsung Masuk Rekor Dunia

Duka Presiden Jokowi Atas Tragedi Kanjuruhan

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.