150 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Kazakhstan

Seide.id - Lebih dari 150 orang tewas dan hampir 6.000 orang ditangkap di Kazakhstan akibat kerusuhan dengan kekerasan di Kazakhstan minggu ini. Kementerian Kesehatan Kazakhstan melaporkan hal itu pada Minggu (9/1/2022).

Setidaknya 164 orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk 103 orang di kota terbesar di Kazakhstan, Almaty, yang menjadi tempat bentrokan paling sengit antara pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan.

Angka-angka baru kematian tersebut belum bisa diverifikasi secara independen, tetapi hal ini menandai peningkatan drastis jumlah korban tewas.

Kazakhstan, negara yang kaya energi dan berpenduduk sekitar 19 juta orang, telah diguncang kerusuhan selama seminggu dengan puluhan orang tewas.

Kenaikan harga bahan bakar memicu kerusuhan seminggu yang lalu di wilayah provinsi barat. Kerusuhan ini dengan cepat mencapai kota-kota besar, termasuk pusat ekonomi Almaty, di mana kerusuhan meletus dan polisi melepaskan tembakan menggunakan peluru tajam.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan pada Minggu menyampaikan kepada media lokal bahwa perkiraan awal kerusakan properti mencapai kira-kira 175 juta Euro (198 juta dollar AS).
Lebih dari 100 bisnis dan bank diserang dan dijarah, selain lebih dari 400 kendaraan dihancurkan, kata kementerian itu.
Kantor Presiden Kassym-Jomart Tokayev pada Minggu mengatakan bahwa ketertiban telah dipulihkan di negara tersebut dan pihak berwenang telah mendapatkan kembali kendali atas gedung-gedung administrasi yang diduduki oleh pengunjuk rasa--beberapa dari gedung-gedung itu dibakar.
Stasiun TV Rusia Mir-24 mengatakan bahwa tembakan sporadis terdengar di Almaty pada Minggu, tetapi tidak jelas apakah itu tembakan peringatan oleh penegak hukum. 

Tokayev pada Jumat mengatakan bahwa ia telah memberi wewenang kepada polisi dan militer untuk menembak mati demi memulihkan ketertiban.
Bandar udara Almaty, yang telah diambil oleh pengunjuk rasa minggu lalu, tetap ditutup, tetapi diperkirakan akan kembali beroperasi pada Senin.
 
Partai yang sama telah memerintah Kazakhstan sejak kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991. Setiap tokoh yang bercita-cita untuk menentang pemerintah telah ditekan, dikesampingkan, atau dikooptasi.  Kesulitan keuangan tersebar luas, meskipun ada cadangan minyak, gas alam, dan uranium. Kazakhstan sangat kaya mineral.