Menuduh KPU mampu merekayasa data IT dengan algoritme yang dipatok 17% untuk pasangan Ganjar-Mahmud adalah tuduhan amat serius jika tak ditanggapi secara hukum. ( Foto: CoPilot/ Seide)
Hasto Kristianto, Sekjen PDI Perjuangan ( PDIP) menuduh ada pihak yang menggunakan algoritme pengunci suara Ganjar-Mahmud di angka 17% di sistem informasi rekapitulasi ( Sirekap) Komisi Pemilihan Umum ( KPU).
Pernyataan Hasto mengenai algoritme terkunci 17% disebutkan berasal dari ahli IT. Namun tuduhan ini sebenarnya mudah dipatahkan alias sekedar tuduhan belaka.
Pertama, Pemilu yang dilangsungkan secara langsung di TPS diawasi Pengawas Pemilu, saksi Partai, Saksi Calon dan masyarakat. KPU juga menerapkan rekapitulasi berjenjang mulai tingkat TPS, kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi hingga pusat.
Jika Hasto dan PDIP yang selama Pemilu ini tidak mempercayai partainya hanya memperoleh angka 16%, bisa mengecek data yang berasal dari TPS-TPS. Apakah data di TPS tersebut betu, mengingat setiap partai memiliki saksi di TPS. Jika tak sesuai, saksi-saksi dari partai dan calon serta masyarakat bisa protes saat itu juga. Setidaknya ada koreksi langsung saat itu juga.
Namun tuduhan sudah dijatuhkan ke KPU yang dinilai dapat memenangkan pasangan tertentu, bahkan menjadikan Partai besar seperti PDIP bisa kalah dengan suara hanya 16%.
Sepertinya tuduhan KPU bisa memanfaatkan algoritme dalam data digital untuk memenangkan pasangan tertentu, adalah tuduhan serius dan layak diproses dalam proses hukum. Jika tidak, kita hanya akan terbiasa dengan banyak omong dan saling menuduh sembarangan.
Data di bawah ini sengaja saya kutip ulang antara data hasil Pemilu dari Quick Count serta dari Real Count. Jika Real Count dituduh memanipulasi data dengan algoritme 17%, pertanyaannya, data dari Quick Count tidak mungkin memanfaatkan algoritme, namun kenyataannya. data dari dua instisusi pemilihan itu memiliki hasil yang kurang lebih sama. PDIP sama-sama di angka 16%, sementara pasangan Prabowo-Gibran menang pada berbagai sistem survei dan pemilihan suara.
Fakta lain, dari Pemilu sebelumnya, hasil dari Quick Count, selalu sama dengan hasil Real Count dari KPU.
Silakan simak persamaan angka dari berbagai survei dan pemilihan berikut ini :
QUICK COUNT VS REAL COUNT
Real Count
- Prabowo S- Gibran R – 58,44 %
- Anies B-Muhamimin I – 25,05 %
- Ganjar P-Mahmud MD – 16,61%
Quick Count
Litbang Kompas:
- Prabowo S-Gibran R – 58,47
- Anis B – Muhamaimin I – 25,23%
- Ganjar P- Mahmud MD – 16,30%
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
- Prabowo S-Gibran R
- Anis B – Muhaimin I – 25.30%)
- Ganjar P – Mahmud MD – 17,35
>
Litbang Kompas
Prabowo-Gibran : 58,73%
Anies-Cak Imin : 25,10%
Ganjar-Mahfud MD: 16,17%
Indikator
Prabowo-Gibran : 58%
Anies-Cak Imin : 25,32%
Ganjar-Mahfud MD: 16,68%
LSI Denny JA
Prabowo-Gibran : 58,16%
Anies-Cak Imin : 25,21%
Ganjar-Mahfud MD: 16,64%
Charta Politika
Prabowo-Gibran :57,81 %
Anies-Cak Imin : 25,66%
Ganjar-Mahfud MD: 16,51%
Poltracking
Prabowo-Gibran : 59,35%
Anies-Cak Imin : 24,37%
Ganjar-Mahfud MD: 16,28%
PRC
Prabowo-Gibran : 59,32%
Anies-Cak Imin : 24,08%
Ganjar-Mahfud MD : 16,60%