“The BIG Protest Rally in Washington, D.C., will take place at 11.00 A.M. on January 6th. Locational details to follow. StopTheSteal!”
Diunggah tanggal 1 Januari, pukul 14.52. Ia agaknya telah mempersiapkan sebuah demonstrasi besar di tanggal 6. Cuitan di atas lalu dihapus 29 menit kemudian.
Kalimat ‘Stop TheSteal’ karena kubu Republik yakin telah terjadi pencurian suara.
Anarkis
Tanggal 6 Januari, saat Panitia Pemilihan menetapkan Joe Biden sebagai pemenang, unjuk rasa besar benar-benar terjadi di Gedung Capitol. Ribuan warga yang telah terprovokasi oleh cuitan Trump merangsek ke depan lalu menyerbu masuk Gedung Parlemen.
Di dalam gedung, para pengunjuk rasa melakukan banyak aksi anarkis
Karena keadaan tak terkontrol, petugas terpaksa bertindak tegas. Lima orang dikabarkan tewas dan ratusan orang cedera, termasuk 138 orang polisi.
Militer turun
Akibat tindakan memalukan ini, Twitter mensuspend akun milik presiden Amerika ke-45 itu, para menterinya satu demi satu juga mengundurkan diri di hari-hari terakhir masa jabatan Donald Trump.
Sebagai langkah pengamanan, saat Joe Biden akan dilantik pada tanggal 20 Januari 2021 lalu, pasukan militer dari Garda Nasional bersenjata lengkap segera diturunkan untuk berjaga-jaga.
Bukan hanya itu, areal di seputar Gedung Capitol juga dipasangi pagar kawat setinggi 2 meter.
Jadi, di saat Amerika punya presiden baru, suasana ibukota Washington jadi mencekam. Gedung parlemennya dikurung.
Pagar dibongar dan kini dipasang
Setelah keadaan kondusif, pagar itu dibongkar pada bulan juli lalu. Namun, Begitu ada rencana aksi unjuk rasa besar seperti yang digagas Matt Braynard di tanggal 18 September, minggu depan, pagar di seputar Gedung Capitol segera dipasang lagi.
Petugas keamanan tak mau kecolongan seperti aksi anarkis di tanggal 6 Januari lalu.
“Kami bermaksud menjaga integritas Gedung Capitol, agar utuh. Apa yang terjadi pada 6 Januari lalu adalah aksi penyerangan terhadap Gedung Capitol yang indah, di bawah kubah yang dibangun oleh Presiden (Abraham) Lincoln saat Perang Sipil terjadi” ucap Nancy Pelosi, Juru Bicara, sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat ke-60, seperti dikutip Sputnik (gun)