2- Malala dan Tragedi Penembakan Taliban

Seide.IdMalala Yousafzai memang vokal dalam memperjuangkan hak bagi anak perempuan.

Tapi Malala tidak menyadari indentitasnya di BBC Urdu telah berhasil dibongkar Taliban.

Tragedi Berdarah

Suatu pagi, Malala naik bus ke sekolahnya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh..
Jalanan yang biasanya ramai, berubah sepi.

Malala bertanya pada sahabatnya, “Ke mana semua orang?”

Tapi kemudian muncul sebuah mobil yang membuat bis Malala berhenti. Seorang pria naik ke dalam bis dan bertanya pada mereka.

“Siapa di antara kalian adalah Malala?” tanya pria tersebut.

Pertanyaan itu belum sempat dijawab, tiba-tiba, tiga tembakan memberondong Malala.

Remaja 14 tahun itu tersungkur dengan kepala bersimbah darah.

Satu peluru mengenai kepala Malala, satu di lehernya, dan satu meleset.

Dunia Internasional Heboh

Berita penembakan Taliban pada remaja putri di bis sekolah itu, mengguncang dunia.

Tapi Taliban menganggap ia pantas dilenyapkan. Tuduhannya, subversif dan kebarat-baratan, sebab ia lantang menyuarakan hak dan pendidikan perempuan di Pakistan.

Di saat yang sama, dokter berusaha menyelamatkan nyawa Malala.

Kondisi Malala kritis. Inggris turun tangan. Bantuan ditawarkan untuk menyelamatkan nyawa remaja tersebut.
Malala lalu diterbangkan ke Inggris.

Sejak saat itu, Malala dan orang tuanya meninggalkan tanah air mereka Pakistan, dan menetap di Birmingham, Inggris.

Hari Internasional untuk Malala

Terus menjalani operasi pada tulang tengkoraknya, tidak membuat langkah remaja ini surut. Malala terus menyuarakan hak pendidikan bagi anak perempuan.

Tepat di hari ulang tahunnya ke-16 pada 2013, PBB memutuskan, tanggal ulang tahun Malala 12 Juli sebagai Hari Malala.

Hari Malala ditujukan untuk mewakili tujuan pendidikan bagi seluruh anak

Di hadapan Sekjen PBB Ban Ki Moon, Presiden Majelis Umum Vuk Jeremic, Utusan Khusus PBB untuk Pendidikan Global Gordon Brown, dan 500 delegasi muda PBB, Malala menyatakan:

“Hari ini bukanlah hariku. Hari ini adalah milik setiap perempuan, setiap anak laki-laki, dan setiap anak perempuan yang berani bersuara tentang hak-hak mereka.”

Fatwa dari Taliban untuk Malala

Lolos dari maut, tidak berarti segalanya telah selesai bagi Malala.
Taliban tampaknya kesal dengan Malala yang ternyata bisa bertahan hidup dan terus aktif sebagai pejuang kebebasan.

Awal Oktober 2013, Taliban Pakistan menyatakan, jika ada kesempatan akan membunuh Malala Yousafzai. Bukan karena advokasi Malala terkait pendidikan untuk perempuan, tapi karena ia dianggap menyerang Islam. 

“Kami menarget Malala Yousafzai karena dia menyerang dan melecehkan Islam. Jika kami menemukan dia lagi, [maka dia] akan kami bunuh dan kami akan merasa bangga atas kematiannya,” ujar Shahidullah Shahid, juru bicara Taliban kepada ABC News saat itu.

Mulla Fazullah, tokoh spiritual Taliban di Distrik Swat Pakistan, mengeluarkan fatwa agar nyawa Malala segera dihabisi. Mulla menganggap, pena lebih dahsyat dari pedang..

selanjutnya Malala antara peluru Taliban dan Nobel Perdamaian
(ricke senduk)

ikuti 1 Ketika Malala Yousafzai Menantang Taliban

3- Malala, Antara Peluru dari Taliban dan Penghargaan Nobel

Avatar photo

About Ricke Senduk

Jurnalis, Penulis, tinggal di Jakarta Selatan