28 Juli 1914, Putra Mahkota Ditembak, PD I Dimulai!

menuju Balai Kota, sebuah granat tangan sengaja dilemparkan oleh Nedeljko Čabrinović, seorang nasionalis anggota kelompok Tangan Hitam, ke arah iring-iringan mobil putra mahkota.

Beruntung  granat terpental ke belakang dan ledakannya mengenai mobil pengiring di belakang. Beberapa orang staf putra mahkota luka-luka.

Nedeljko Čabrinović,

Franz yang saat itu datang bersama istrinya, Sophie, selamat tak tergores sedikitpun.

Sebenarnya, demi keselamatan, rombongan bukannya putar balik kembali menuju stasiun kereta api yang bisa membawa mereka pulang, tetapi Franz malah terus memaksakan diri melaju terus ke Balai Kota!

Jadwal diubah mendadak

Di Balai Kota dengan pongahnya Franz membentak gubernur “begini cara kamu menyambut tamu? Dengan bom!?”ia memekik.

Suaranya terdengar hingga keluar gedung.

Ia marah sekali. Namun bukannya waspada, ia tetap percaya diri dan terus bertahan di Balai Kota.

Setelah istirahat sejenak, Franz yang masih marah-marah secara mendadak mengubah jadwal perjalanan hari itu,  tiba-tiba ia ingin menuju ke rumah sakit untuk melihat korban luka karena granat.

Rombongan besar gempar karena jadwal diganti. Petugas protokoler mendadak sibuk menyiapkan tahap-tahap acara lanjutan.

Kepeleset!

Kebingungan ini merembet sampai ke para sopir kendaraan. Karena tak ada yang memberi tahu tentang perubahan jadwal, mereka tetap saja duduk santai.

Setelah bagian protokoler mengabarkan kalau putra mahkota ingin ke rumah sakit, mereka kaget bukan main.

Masalahnya jalan menuju ke rumah sakit ada di arah yang berlawanan, itu berarti mobil harus diputar!

Nah,  jalan disitu sempit, agak repot kalau harus berputar di tempat.

Franz dan anak anak mereka, Putri Sophie anak sulung, tengah,
Maximilian, paling kanan dan si kecil Ernst .

Selagi sopir masih bingung, sekonyong-konyong masuklah Fraz Ferdinand dan Sophie istrinya ke dalam mobil kap terbuka Phaeton buatan Gräf & Stift tahun 1910. Sopir grogi, keringat dingin mulai keluar. Kendaraan belum lagi diputar, dan dengan jalan yang sempit seperti ini rasanya mustahil kalau muat untuk berputar…..

Brak!

Secara mendadak ban kanan belakang mobil turun, keluar dari jalan, dan saat itu juga ban mobil jadi terkunci.

Bahaya datang.

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.