3 Tipe Gaya Belajar

Seide.id – 1.Gaya Belajar AUDITORI (Pendengaran)

Kaitannya dengan proses belajar menghapal, matematika dalam hal mengerjakan soal-soal cerita, membaca dan mengerti isi bacaan.

Ciri-ciri pada anak:

– Mudah ingat pada apa yang didengarnya dan apa yang didiskusikannya.

– Tak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut. Butuh ketenangan.

– Senang dibacakan atau mendengarkan.

– Lebih suka menuliskan kembali seesuatu, senang membaca dengan suara keras, pandai bercerita.

– Bisa mengulangi apa yang didengarnya, baik nada, irama, dan sebagainya.

– Menyenangi seni musik.

– Senang diskusi, bicara, atau menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.

Kendala pada anak:

Sering lupa pada apa yang dijelaskan guru, kerap lupa membuat tugas yang diinstrusikan guru secara lisan.

2. Gaya Belajar VISUAL (Penglihatan)

Berkaitan dengan proses belajar, seperti geometri, Bahasa Arab dan Mandarin atau yang berkaitan erat dengan simbol dan letak-letak simbol. Perbedaan letak simbol bisa berpengaruh karena terjadi perbedaan bunyi. Contoh, untuk huruf Arab pada kata “nun” (titik terletak di atas garis lengkung). Akan berbunyi lain kalau titik terletak dibawah garis lengkung (jadi berbunyi “ba).

Ciri-ciri pada anak:

– Mudah ingat dengan melihat.

– Tak terganggu oleh suara berisik atau ribut di sekelilingnya saat belajar.

– Lebih suka membaca.

– Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada menjelaskan.

– Tahu apa yang harus dikatakan, tapi sulit mengungkapkannya dengan kata-kata.

– Tertarik pada seni, seperti seni lukis, seni pahat dan gambar daripada seni musik.

– Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal pada orang lain.

3. Gaya Belajar KINESTETIK (gerak)

Kaitannya dengan proses belajar yang membutuhkan banyak gerak, semisal pelajaran olahraga atau dengan percobaan-percobaan sains.

Ciri-ciri pada anak:

– Lebih banyak menggunakan bahasa tubuh.

– Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik.

– Ketika membaca, ikut menunjukkan kata-kata yang tengah dibacanya dengan jarinya.

– Saat menghapal sesuatu akan cepat masuk jika sambal melompat-lompat atau berjalan mondar-mandir di kamar atau dengan melihat secara langsung.

– Menyukai belajar melalui praktik langsung atau yang menggunakan alat peraga.

– Banyak gerak fisik, tak suka berdiam diri, perkembangan otot-ototnya baik.

– Cepat menanggapi perhatian fisik.

Kendala pada anak:

Anak cenderung tidak bisa diam. Anak dengan gaya belajar seperti ini tidak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional di mana guru menjelaskan dan anak wajib duduk manis. Anak akan lebih cocok dan berkembang optimal bila disekolahkan di sekolah dengan sistem active learning, dimana anak banyak terlibat secara langsung dalam proses belajar.

(Puspa) – nakita

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.