72 PERAWAN MENANTI DI SURGA, TAPI ADAKAH INTERNET DI SANA?

Denny JA

Penulis Buku, Cerpen dan Esai
Founder LSI Denni JA, Konsultan Politik, Pengusaha

Serangan 11 September 2001 dikenangkan sebagai aksi terorisme paling mematikan dan paling spektakuler sepanjang sejarah! (1)

Amerika Serikat sendiri, selaku negara super power, menjadi target serangan. Tak hanya satu tempat, di New York, tapi juga di Pennsylvania dan Virginia.

Yang kena serang dan berhasil tak hanya gedung sipil Twin Towers, tapi juga pusat militer Pentagon.

Alat yang menyerang pun super canggih. Bukan bom biasa, tapi empat pesawat yang dibajak, dan ditabrakkan ke target sasaran.

Bagaimana dengan korban? Sebanyak 2,997 manusia tewas. Tak kurang dari 25 ribu cedera dan mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Wafat pula dalam serial serangan itu: 340 pemadam kebakaran, dan 72 penegak hukum. Ini peristiwa wafatnya petugas kebakaran terbesar dalam satu peristiwa. Total properti yang rusak senilai 10 miliar USD atau setara dengan 140 trilyun rupiah.

Serangan berseri itu dilakukan oleh 19 orang, yang dihubungkan dengan Al Qaedah. Serangan disiapkan cukup lama. Sebagian para teroris itu mendalami dulu cara menerbangkan pesawat.

Ada lagikah aksi terorisme yang lebih spektakuler dibandingankan serangan 911?

Yang ikut hangat dibicarakan dalam serangan itu tulisan Mohammed Atta. Saat itu, Atta berusia 33 tahun. Ia dianggap pemimpin eksekusi serangan 911.

Tulis Atta kepada rombongan teroris, yang sempat terekam, sebelum hari penyerangan, “the virgins are calling you.”

Ini merujuk soal janji kitab suci, yang Atta tafsirkan sendiri, bahwa 72 perawan sudah menanti kedatangan mereka.

Atta memompakan keberanian. Jangan takut mati. Mereka akan abadi di surga. Dan disana, masing masing mereka akan ditemani 72 perawan, selalu muda dan segar, menjadi reward dan hadiah bagi mereka yang mati karena perjuangan.

Bukankah ini reward yang berlipat-lipat dibandingkan hidup di dunia yang dikuasi kaum kafir yang zolim?

Kisah janji kitab suci berupa imbalan 72 perawan bagi para martir segera meledak di dunia barat sana.

Kisah itu ditafsir mulai dari sangat serius, melibatkan scholar, akademisi, peneliti. Ia juga dijadikan komedi dalam berbagai kartun.

-000-

Boris Johnson, hingga Maret 2021, masih menjadi Perdana Menteri Inggris. Bahwa Ia menulis novel, tak ada yang istimewa. PM Inggris sebelumnya juga ada yang menulis novel: Winston Churchill, dan Benjamin Disraeli.

Tapi novel yang ditulis Boris Johnson sebelum menjadi Prime Minister menarik perhatian. Judul novelnya: “72 Virgins, A Comedy of Error.” Novel itu ditulisnya di tahun 2004. (2)

Dari sisi kualitas sastrawi, novel itu dianggap biasa saja. Tapi Ia mengangkat dan menambah populer kisah yang hot saat itu: Janji 72 Perawan bagi para martir agama.

Tapi politisi yang kemudian menjadi perdana menteri menjadikan kisah itu sebagai novel. Dan menambahkan label: A Comedy of Error.

Publik seni teringat karya sastra yang ditulis sastrawan terkemuka: Dante Alighieri. Ia menulis buku puisi tahun 1472: Divine Comedy.

Baik dalam novel Boris Johnson ataupun Dante, kisah surga menjadi “lucu- lucuan” bergaya satire.

Berbagai karikarur di dunia barat tak kalah keras menggambarkan janji 72 perawan itu dengan kasar tapi humoris.

Misalnya kartun yang dibuat oleh the Independent, tak lama setelah pemimpin ISIS terbunuh. Digambarkan Abubakar Al-Baghdadi sudah sampai di akherat.

Betapa kaget pemimpin ISIS itu. Ternyata 72 perawan yang dijanjikan adalah 72 iblis. Yang mengantarkan Baghdadi mengambil hadiah itu juga seorang mahluk dengan tanduk, simbol dari petinggi Iblis. Ada ular di sana dan di sini.

Juga kartun yang dibuat oleh Orbit. Tergambar di sana seorang teroris di akherat justru ketakutan menghadapi 72 perawan. Karena 72 perawan itu digambarkan buruk tubuh dan buruk wajah. Tapi 72 perawan itu sangat galak dan memaksa ingin melayani sang teroris.

Kartun dari Quora lebih sadis lagi. 72 perawan itu menyerahkan diri kepada seorang teroris yang baru sampai di akherat. Wakil dari 72 perawan itu menyatakan akan menemani sang teroris secara abadi.

Sang teroris justru ketakutan. Karena semua 72 perawan itu bertubuh lelaki dan berjenggot panjang.

Tapi kartun yang ini lebih lembut walau tak kalah sadis. Ini kartun dibuat oleh Time of Assam. 72 perawan yang perawan, jelita, siap melayani sang teroris.

Tapi itu menjadi masalah. Sang teroris tewas karena bom bunuh diri. “Peralatan seksualnya” sudah tak ada. Ia sudah hancur akibat bom bunuh diri itu. Bagaimana 72 perawan itu bisa melayani?

-000-

Para scholar, akademisi memberi tafsir lain atas kisah 72 perawan yang menanti di surga.

Tafsir yang diyakini Mohammed Atta, juga disukai oleh aktor intelektual terorisme, memang sangat tekstual. Itu benar benar diyakini sebagai 72 perawan untuk ekstase yang sensual.

Dimana lagi bisa didapat kenikmatan sensual itu, 72 perawan, segar dan muda, abadi, dan halal pula? Itu hanya ada di surga yang mereka bayangkan.

Para feminis dan monogamis sangat anti dengan tafsir tekstual itu. Mereka mengembangkan tafsir yang berbeda.

Dua akademisi bisa disebut. Muhammad Assad (1900-1992) dan Muhammad Hossayn Tabatabai (1903-1981).

Mereka menafsir kisah 72 perawan itu tidak secara tekstual, tapi secara simbolis dan alegoris. (3)

Kisah 72 perawan itu bukanlah janji kenikmatan seksual. Tapi itu sekedar kisah alegoris tentang companianship, kehangatan, ekspresi kasih sayang.

Kisah 72 perawan itu tak lain semata untuk menggambarkan suasana surga yang penuh persahabatan dan samudera kasih.

Lebih jauh lagi, Scholar Christoph Luxembergh memberikan tafsir ketiga atas kisah 72 perawan. Christoph ini nama samaran karena sang scholar tak ingin terancam hidupnya.

Ia menulis buku The Syro-Armaic Reading of Koran (2000). Menurutnya, di masa awal, banyak sekali kosa kata arab berasal dari bahasa syriac dan Aramaic. (4)

Kata perawan atau bidadari dalam kisah 72 perawan itu berasal dari kata asli “Hur.”

Kata ini berbeda artinya jika akar kata itu dilihat dari bahasa Aramaic. Dalam bahasa Aramaic, “Hur” itu berarti “white.”

Kata ini lebih diartikan sebagai “white grapes,” atau anggur putih. Janji 72 hur itu arti sebenarnya 72 anggur putih. Ini hanya simbol dari kondisi yang serba tercukupkan.

Di era itu, anggur putih merupakan simbol dari makanan bagi mereka yang sejahtera.

Mengikuti Christoph, para teroris itu yang tergiur oleh janji 72 perawan itu semata karena kesalahan penerjemahan dalam Quran.

Adakah yang lebih buruk dari itu, yang lebih komedi? Bunuh diri mengejar janji, yang ternyata janji itu salah terjemahan?

Yang mana yang benar dari tiga interpretasi atas 72 perawan di atas? Nabi sudah wafat. Tak bisa lagi kita mengeceknya pada Nabi Langsung.

Mempertanyakan kepada Tuhan langsung arti kata itu yang sebenarnya, siapa pula bisa berkomunikasi dengan Tuhan?

Demikianlah dunia agama. Setelah Nabi wafat. Yang tersisa hanyalah pertarungan tafsir. Semua bebas memilih lebih percaya tafsir yang mana?

-000-

Berbagai kitab suci memberikan bayangan dan gambaran soal surga. Tapi dunia kitab suci adalah dunia sebelum abad 7 masehi.

Ini era abad 21. Apakah gambaran surga dengan anggur putih masih menarik bagi kalangan milineal yang bisa membeli aneka jenis anggur secara online?

Di masa kini, tak hanya ada anggur putih atau unggu. Banyak warna anggur bisa direkayasa oleh ahli biologi.

Janji 72 perawan di surga. Apakah janji itu masih menarik bagi para feminis, monogamis, atau mereka yang sudah spiritualis, tak lagi berkobar dengan urusan sensual?

Apalagi ini era internet of things. Segala hal serba internet. Menarikkah surga bagi kalangan milineal tanpa ada gambaran bahwa di surga tetap ada internet?

Itulah kartun yang dibuat Allposter.com. Kartun ini menampilkan gambar dua malaikat di surga. Teksnya tertulis: What do you mean: no internet access? What kind of heaven is this, anyhow?

Imajinasi surga yang menarik di zaman lampau bisa jadi tak lagi menarik bagi zaman baru. Zaman yang berbeda memerlukan imajinasi surga yang berbeda pula.***

April 2021

(1). Serangan 911 dianggap sebagai aksi terorisme paling spektakuler sepanjang sejarah

https://www.britannica.com/event/September-11-attacks

(2) Sebelum menjadi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menulis novel: 72 Virgins, A Comedy of Error (2004)

www.irishtimes.com Boris Johnson and 72 Virgins: What we can …

(3) Tafsir berbeda soal 72 Perawan dari Mohammad Assad dan Mohammad Hossayn Tabatabai

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Houri

(4) Tafsir yang berbeda lagi dari 72 Perawan dari Ahli bahasa Aramaic

https://www.nytimes.com/2004/08/04/opinion/martyrs-virgins-and-grapes.html

Avatar photo

About Denny JA

Penulis Buku, Cerpen Esai Founder LSI Denni JA. Konsultan Politik, Pengusaha