Peneguhan dari PBNU

Keluarga besar KH M.Cholil Bisri kini sedang di puncak pencapaiannya. Setelah adik, Gus Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama RI – sang kakak, Gus Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menduduki posisi Ketua Umum PBNU 2021-2027. Negara kini seperti dalam genggaman kakak beradik ini.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

PERTEMUAN kami, GUSDURian Garis Abangan dan Seide. Id dalam misi “Jelajah Cinta” mendapatkan peneguhan dari Pengurus Besar Nadlatul Ulama bahwa NU masih ada di garis depan menjaga NKRI dengan kebhinekaannya.

Kami, saya dan Liliek Sugianto Lie, berbincang dengan Katib ‘Aam NU, Kyai Haji Akhmad Said Asrori, antara lain, menkomfirmasi berbagai isu mutakhir di ormas NU, ormas Islam terbesar di NKRI, Selasa siang (23/3/2021) itu.

Katib Aam NU yang posisinya setara dengan Sekjen (2021-2027) terpilih dari muktamar Lampung Desember 2021 lalu ini, bukan hanya menyuarakan visi misi Gus Yahya, yang kini memimpin NU tapi juga menyuarakan PBNU secara keseluruhan.

Di luar sana, berkembang pergunjingan, adanya pergeseran kapal besar NU dari keluarga Cirebon (KH Said Agil Siraj) yang pro Lirboyo (Kediri) ke Rembang, dimana Gus Yahya menjadi nakhodanya kini.

Keluarga besar KH M.Cholil Bisri kini sedang di puncak pencapaiannya. Setelah adik, Gus Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama RI – sang kakak, Gus Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menduduki posisi Ketua Umum PBNU 2021-2027. Negara kini seperti dalam genggaman kakak beradik ini.

Dalam kepengurusan, ada Gus Ulil Abshar Abdala, anak mantu Gus Mustofa Bisri, paman Gus Yahya yang dipercaya mengepalai Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU)

Penulis bersama ketum PB NU KH Yahya Cholil Staquf dan Lilie Sugianto Lie, aktifis GusDurian.

Sekjen NU KH Akhmad Said Asrori selaku Katib Aam, konon masih keluarga besar Rembang juga. Sehingga, suara sumbang adanya KKN di PBNU kepengurusan 2021-2027 ini tak terhindarkan

“Persoalannya mereka semua kompeten! ” kata Liliek S. Lie, rekan GUSDURian, yang paham konstelasi kepemimpinan di NU. Masuknya Alissa Wahid, sebagai salahsatu Ketua NU – sekaligus mewakili perempuan – sedikit menetralkan aroma KKN itu.

DI KANTOR PBNU, di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa siang itu, pada agenda awalnya, kami dijadwalkan sowan dengan Gus Yahya di lantai 2. Namun pertemuannya dengan Dubes China, Lu Kang, berkepanjangan, sedangkan agenda rapat internal berikutnya sudah menunggu. Akibatnya, pada siang yang gerimis itu, kami diparkirkan di ruang Sekjen alias Katib ‘Aam.

“Minggu minggu ini jadwal Ketum dengan duta duta besar memang padat sekali. Selain dengan beberapa menteri juga, ” kata KH Akhmad Said. Menteri Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tito Karnavian dan Meneg BUMN Eric Thohir termasuk yang sudah mendatangi PBNU Kramat Raya.

Dubes Lu Kang, kabarnya, menawarkan kerja sama kepada PBNU terkait isu-isu Internasional, utamanya terkait pencarian solusi dari dinamika global yang terjadi saat ini.

Gus Yahya selaku Ketum menyatakan, pihaknya menerima tawaran rencana kerja sama tersebut. Dia meyakini sinergi kedua negara dapat menjawab sejumlah permasalahan yang terjadi di dunia internasional saat ini.

Beberapa hari sebelumnya, Gus Yahya menerima Dubes Ukrania dalam rangka penyelesaian krisis negerinya yang tengah konflik dengan Rusia.

Dengan 100 juta anggota tercatat di PBNU, maka ormas NU di seluruh pelosok RI bukan hanya mengIndonesia, melainkan juga mendunia. 100 juta muslim NU itu melebihi jumlah penduduk di negara Arab. Pengaruh dan suaranya sangat kuat.

Kabinet Kerja Jokowi juga sangat beraroma NU. Selain Wapres KH Maruf Amin, ada tiga menteri ber”madzab” NU, yakni Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, serta Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Jangan tanya lagi Menag RI, Gus Yaqut, yang Ketua Banser.

Dan tentu saja Menkopolhukam Prof. Dr. Mahfud MD, meski secara formal tidak diakui sebagai wakil NU tapi madzab keIslaman dan ideologinya “sangat NU”.

GUS YAHYA sendiri menonjol di dunia diplomasi. Saat KH Aburahman Wahid menjadi Presiden RI, Gus Yahya ditugasi oleh Gus Dur untuk banyak bicara dan menjalin kontak dengan pihak asing, khususnya Amerika, Eropa dan Israel.

Gus Yahya yang fasih berbahasa Inggris, terang terangan masuk ke tengah komunitas Yahudi dan dengan gagah menyebut, “Kami datang sebagai wakil Muslim Indonesia yang berpihak pada Palestina!”

Membawa missi Gus Dur, Gus Yahya meyakini, dialog dan duduk di meja perundingan adalah cara terbaik penyelesain konflik – ketimbang perang dan saling teror – yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Di ruang Sekjen, kami diparkirkan bareng delegasi Kadin NU dan Pagar Nusa Gus Mohammad Nabil Haroen, yang juga anggota DPR RI dari Komisi IX, mau sowan juga.

Di tengah perbincangan hangat membahas berbagai topik, antara lain ekonomi, pendirian universitas NU dan lembaga pendidikan di NU, kami menanyakan hal ikhwal KH Miftachul Akhyar yang telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU.

“Beliau mundur atas kehendaknya sendiri, ” katanya. Positif menarik diri memilih fokus di PBNU, selanjutnya petinggi MUI dipersilahkan memilih ketuanya sendiri.

“Yang penting jangan dari Rais Aam. Gak boleh! ” tegasnya. “Kalau mau milih orang NU boleh, tapi jangan dari Rois Aam, ” tegas KH Ahmad Said Asrori. Rais ‘Aam adalah pemimpin tertinggi di dalam jam’iyah NU.

“NU tidak ada sangkut paut dengan MUI. Dan MUI juga tidak ada sangkut paut dengan NU, ” katanya tegas.

SENADA dengan pernyataan Gus Mustofa Bisri, KH Ahmad Said Asrori menyebut, MUI ormas bentukan Orde Baru Suharto, “yang tidak jelas kelaminnya”.

“Dibilang ormas, gak ada anggotanya – dibilang lembaga yang disubsidi negara, kok, orang orangnya anti pemerintah, ” katanya.

“Sebagai majelis ulama, pengurusnya ada yang gak bisa shalat. Disebut ulama, tapi shalatnya saja salah, ” katanya dengan tawa.

Obrolan dengan Katib ‘Aam yang tampil sarungan di kantor PBNU, memang diwarnai celetukan sarkastis canda tawa dan ngopi. Khas NU. Ada yang ngrokok juga.

Agenda sowan langsung dengan Gus Yahya Cholil Staquf akhirnya sekadar menyapa dan foto bareng. Berbarengan saat rombongan Dubes China Lu Kang pamit dan masuk lift di lantai dua.

“Ini foto paska pandemi, ya, ” katanya saat membuka maskernya dan foto bareng. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.