Acara Adat Manomu TIM11 Menutup Perjuangan Jalan Kaki Toba-Istana

UPACARA ADAT MANOMU

Seide.id.Komunitas masyarakat adat Batak yang bergabung Aliansi Gerakan Rakyat (GERAK) TUTUP TPL melaksanakan acara adat “Panomuon” kepada TIM 11, yang baru selesai melakukan Aksi Jalan Kaki (AJAK) TUTUP TPL dari Toba ke Jakarta, dan diterima Presiden Joko Widodo di Istana, pada 6 Agustus 2021 lalu.

Acara manomu itu dilakukan di Open Stage Pagoda, Parapat, Sabtu, 28/8.2021. Komunitas masyarakat adat dari Sihaporas, didampingi organisasi dan lembaga-lembaga yang bergabung dalam Aliansi Gerak TUTUP TPL seperti KSPPM, AMAN Tano Batak, Bakumsu, dan lalin-lain, menyambut TIM 11 dengan tortor dan mengiring mereka naik ke panggung Open Stage.

Haru melihat bapak-ibu dari komunitas masyarakat adat mengenakan pakaian adat Batak menyambut TIM 11, yang terdiri dari Togu Simorangkir, Oni Anita Martha Hutagalung, Irwandi Sirait Bang Rait, Jevri Manik, Agustina Pandiangan, Christian Gultom, Ferry J Sihombing, Lambok Siregar, Ewin Rico Hutabarat, dan Bumi Simorangkir, dengan sikap hormat dan sayang.

Di panggung yang dialasi tikar, TIM 11 disuguhi “sipanganon na niatur” (hidangan yang tertata). Sebelum menyilakan TIM 11 menikmati sipanganon, pimpinan masyarakat adat membacakan doa, mengucapkan terimakasih kepada Mulajadi Na Bolon, Tuhan Maha Pencipta, yang telah menyertai TIM 11 dalam melaksanakan aksi dan kembali dalam keadaan sehat.

Dalam adat Batak, acara Panomuon (Penyambutan) biasa dilakukan kepada orang yang dihormati atau disayangi, kepada para raja, hula-hula, pejabat dan sebagainya. Kebalikan dari acara adat Paborhathon (Memberangkatkan), seperti yang dilaksanakan ketika TIM 11 memulai aksi jalan kaki dari Makam Pahlawan Nasional Si Singamangaraja XII, di Balige, 14 Juni 2021.

Sesuai maknanya, acara adat Manomu ini mestinya dilakukan saat TIM 11 kembali dari Jakarta. Tapi karena TIM 11 sudah 2 bulan meninggalkan keluarga dan mengambil jalur yang lebih cepat, acara Panomuon ini ditunda dan dilaksanakan secara khusus.

Dengan acara adat Paborhathon dan Panomuon ini, dapat dimaknai bahwa Aksi Jalan Kaki TUTUP TPL yang dilakukan TIM 11 untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan Tano Batak, kawasan Danau Toba, dalam restu tradisi adat Batak dan iman.

Seperti dikatakan Pdt. Marihot Siahaan, yang menginisiasi Kebaktian Penyambutan dan Pemberangkatan TIM 11 di Jakarta, bahwa adat, budaya, tradisi, dan seni adalah kudus jika dilakukan dari, oleh dan untuk KASIH (mengasihi).

Selain ritual adat Panomuon, acara di Open Stage Pagoga, Parapat, juga diisi hiburan dan pemutaran film “Sikkam Mabarbar”, yang berisi dokumentasi kerusakan alam dan konflik sosial di Kawasan Danau Toba akibat kehadiran Indorayon/TPL, wawancara dengan para narasumber kompeten, serta aksi jalan kaki yang dilakukan TIM 11. Film dokumenter ini diproduksi Aliansi Gerakan Rakyat (GERAK) TUTUP TPL bekerja sama dengan Watchdoc. ( NESTOR RICO TAMBUN)

Avatar photo

About Nestor Rico Tambun

Jurnalis, Penulis, LSM Edukasi Dasar. Karya : Remaja Remaja, Remaja Mandiri, Si Doel Anak Sekolahan, Longa Tinggal di Toba