Foto : Joseph Ken / Pixabay
Tgl 9 Agustus setiap tahun, diperingati sebagai Hari Internasional untuk Masyarakat Adat Sedunia. Tanggal peringataan ini ditetapkan PBB pada 23 Desember 1994, dengan Resolusi Nomor 49/214. Namanya, Internasional Day of World’s Indigenous Peoples – Hari internasional untuk Masyarakat Adat Sedunia. Sedangkan untuk di tanah air Indonesia, Hari Masyarakat Adat Nusantara, diperingati pada tanggal 13 Maret. Masyarakat adat dengan kearifannya, tradisi spiritualnya, tata nilai dan hukumnya, aneka kekayaan budaya dan sosial, serta sejarah dan haknya atas sumber daya alam di lingkungan adat budaya mereka secara turun temurun.
Sejatinya, komunitas masyarakat dan bangsa di seluruh dunia adalah Masyarakat Adat. Namun, sesuai dengan hakekat kebudayaan uang dinamis, maka kondisi masyarakat adat pun berbeda-beda. Ada yang masih asli dengan tradisinya, ada yang sedang berubah, bahkan ada yang sudah punah dan tinggal ceritanya. Refleksi atas keadaan masyarakat adat itulah, saya tulis dalam sajak:
Mosaik Paradoks Masyarakat Adat
Waktu mencatat sejarah manusia
dengan cerita asal-usulnya
dengan dinamika suka dukanya
dengan kekhasan adat budayanya
dengan energi perubahan abadi
Sehingga terus berkelana
antara ada dan menjadi
antara dulu kini esok
antara punah dan bertahan
Fakta dan penuh misteri
Di tanah air Indonesia
Di Asia, Afrika, Australia
Di Amerika Latin dan Eropa
Siapa itu masyarakat adat
Dimana masyarakat adat
Kemana nasib masyarakat adat
Dan
masih ada deretan tanya
Masyarakat Adat
antara kata dan fakta
antara komunitasnya dan alam lingkungan
antara ada budayanya dan kemajuan zaman
antara identitas dirinya dengan gelombang perubahan
antara tradisi dan modernisme
antara hidup dan mati
Tergilas roda IPTEK zaman
diperebutkan pemilik modal dan kekuasaan ekonomi politik senjata
Masyarakat adat saat ini
sedang dicengkram dipinggirkan
sedang ditindas dan dihabiskan
Agar sumber daya alamnya
bisa dikuasai dan dikuras
dengan kuasa, senjata dan modal
dengan semua saran teknologi
demi kepentingan sekelompok manusia
yang sulit ditemukan adanya
Karena perbedaan kemampuan IPTEK
karena perbedaan kepentingan
karena perbedaan nilai kehidupan
karena perbedaan tujuan pribadi
Karena
Manusia terus bertambah
tetapi
Sumber daya alam terbatas
Bahkan semakin polusi dan berkurang
Saat diperingati adanya
Masyarakat Adat Sedunia
Hadirnya komunitas Masyarakat Adat
di seluruh belahan dunia
seperti sebuah mozaik paradoks
Antara ada dan tiada
Antara fakta dan Maya
Antara hidup dan mati
Menggeliat digilas digitalisasi
Merana di tengah alamnya
Bergulat bertahan atau berubah
Menutup diri atau berinkarnasi
Tetap ada dan menjadi
atau bertransformasi dan inovasi
Dalam zaman yang berubah
dengan revolusi digital Milenial
Manusia bertambah dan sumber daya alam terbatas dan berkurang
Dan
Masyarakat Adat harus menjawab
sejuta pertanyaan mengancam
dan waktu terus berjalan
sedangkan kapasitasnya tidak bisa disulap
Entah apa nanti jadinya
Nasib masyarakat adat
Seperti pasir pantai dan gelombang samudera
Seperti pasangan domba di tengah kawanan serigala dan binatang buas lainnya
Masyarakat Adat
berdiri kebingungan antara batu-batu ritual tradisi budaya dan sarana canggih teknologi digital yang memperebutkan nafas jawaban mereka dan sumber daya alam yang dikuasai mereka
Mungkin…
Masyarakat Adat bertransformasi
Kreatif menggunakan IPTEK digital
Konten identitas Adat Budayanya
Mengagumi Warisan Kearifan Adat Budaya – Menulis Kehidupan 249