Seide.id- Dilaporkan, sedikitnya tiga orang tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam sebuah insiden panas di alun-alun Jalalabad, kota yang terletak di sebelah timur Ibu Kota, Kabul.
Insiden bermula dari inisiatif beberapa warga yang naik ke sebuah menara untuk menurunkan bendera Taliban dan menggantinya dengan bendera nasional Afganistan, hitam-merah-hijau.
Aksi ini kemudian diikuti oleh turunnya ratusan warga ke jalan sambil mengibarkan bendera Afganistan. Situasi lalu memanas.
Personel Taliban yang ada di lokasi berusaha menghalau para demonstran dengan cara mengeluarkan serangkaian tembakan peluru tajam yang langsung mengarah ke para demonstran. Kekacauan pun langsung terjadi. Banyak orang panik dan berlarian kesana kemari. Setidaknya, dilaporkan tiga warga meninggal di tempat, sementara 12 orang terluka.
Perlawanan dari lembah Panjshir
Sementara itu, wakil presiden pemerintahan yang sah dan telah digulingkan oleh Taliban, Amrullah Saleh, mengajak semua warga negara Afganistan untuk bersatu melawan Taliban.
Saleh kini mendeklarasikan diri sebagai Presiden Afganistan. Karena Presiden Ashraf Ghani telah lari ke luar negeri, menurut Saleh, sesuai dengan undang-undang, dirinyalah yang berhak meneruskan kepemimpinan di Afganistan.
Portal berita Perancis France24 melaporkan bahwa Amrullah Saleh kini telah menyingkir ke arah Lembah Panjshir, timur laut Kabul, sebuah lembah yang merupakan benteng alam nan kokoh.
Lembah Panjshir tidak pernah berhasil direbut Taliban, dalam perang saudara 1990-an, juga tak pernah bisa dikuasai Uni Sovyet ketika perang besar 1980-an.
“Saya tidak akan pernah berada di bawah satu atap dengan Taliban. Tidak pernah,” tulis Amrullah di akun Twitternya.
Sipil bersenjata
Warga dunia kini tengah menanti, bagaimana sebuah pemerintahan yang dibangun oleh kelompok sipil bersenjata, berusaha mengatur dengan cara keras dan kaku–gaya lama– terhadap masyarakat yang telah merasakan kemajuan hidup di era modern.
Taliban memang menjanjikan banyak hal. Antara lain: perempuan bisa kembali bekerja dan belajar, ada kebebasan pers, hak-hak perempuan akan lebih dihargai sesuai koridor agama, tak ada aksi balas dendam, memberi amnesti kepada para pejabat negara, dan tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan.
Namun, baru tiga hari berkuasa, janji itu kini diuji di Jalalabad. (gun)