Oleh ERIZELI JELY BANDARAO
Afganistan itu negara yang exist karena dihuni oleh kumpulan para pendatang. Boleh dikatakan tidak ada penduduk asli. Mengapa ? Wilayah Afganistan itu merupakan jalur sutera ( jalur perdagangan kuno) lewat darat. Perhatikan peta geografisnya. Wilayahnya berada diantara Asia selatan dan Asia tengah. Di sebelah selatan Ia berbatasan dengan Pakistan. Di timur berbatasan dengan Iran, di sebelah barat berbatasan dengan Turkmenistan, Uzbekistan. Sebelah utara berbatasan dengan Tajikistan. Dan di timur laut berbatas dengan China.
Karena posisi lokasinya seperti itu sangat strategis sebagai jalur perdagangan Asia Eropa, maka Afganistan jadi rebutan bangsa yang ada di Eropa maupun Asia, yang diantaranya adalah bangsa Arya,Media, Persia, Yunani, Maurya, Kusnan, Sasania, Arab dan Turki. Penguasaan itu silih berganti. Itu terjadi karena visi kerjaan besar di dunia selalu kuasai wilayah strategis jalur perdagangan. Bisa baca kisah Alexander Agung dan Mongolia merebut Afganistan. Makanya orang Afganistan adalah etnis yang pernah menguasai Afganistan. Kumpulan bonek. Mereka sulit dipersatukan.
Pemimpin Boneka
Sejak 1900, sampai tahun kini semua penguasa dijatuhkan dengan cara kudeta. Yang paling tragis tahun 1976. Partai Rakyat Demokratik komunis Afghanistan melancarkan kudeta yang dikenal sebagai Revolusi Saur Besar, dan mengambil alih pemerintah. Penguasa Mohammed Daoud berserta keluarga dibunuh semua. Selanjutnya, penguasa baru mendapatkan tekanan dari kelompok Mujahidin. Disaat mulai terjepit, Unisoviet terpaksa menyerbu Afganistan. Bukan sekedar melindungi rezim tapi juga melindungi wilayahnya yang ada di Asia tengah. AS terpaksa masuk arena di Afganistan lewat dukungan kepada kelompok mujahidin.
Cerita berulang. Akhirnya Unisoviet terpaksa hengkang dari Afganistan setelah 10 tahun di Afganistan. Namun Soviet menempatkan Dr Najubullah sebagai penguasa boneka. Selama kekosongan pasukan Soviet, pemerintahan Najubullah diserang oleh kelompok mujahid. Tahun 1992, Najubullah jatuh. Itu berkat dukungan AS kepada kelompok mujahidin. Namun setelah kemenangan dicapai, terjadi pertikaian antara farksi yang ada didalam mujahidin. Perang selama 1 tahun menewaskan 10.000 orang. Dari kancah perang sesama muslim itu, lahirlah Taliban, yang merupakan pasukan para santri.
Rebutan Minyak
Taliban sempat berkuasa namun tahun 2001, namun digulingkan oleh pasukan yang dipimpin Amerika Serikat (AS). AS menempatkan presiden bonekanya. Tahun 2019 di Dubai terjadi pertemuan antar TNC Eropa, AS, Rusia , China, Jepang yang punya kontrak block migas di Asia Tengah. Konsorsium jalur pipa minyak dan gas yang melintasi Afganistan akan diperpanjang menuju pelabuhan laut Pakistan. Sebagai catatan, sebelum 2009, rute bagi para eksportir gas di Asia Tengah harus melalui Rusia. Namun, dengan 7.000 km pipa gas baru ke China, China memiliki pengaruh kuat pada tren Kaspia pada produksi gas dan perdagangan, baik sebagai sumber investasi maupun sebagai pasar ekspor utama.
Dengan adanya pasokan minyak dan gas dari Asia tengah ke AS dan China, tentu akan mengurangi kebutuhan China dan AS untuk mengimpor minyak dari Timur Tengah dengan tanker melalui jalur rawan, seperti Selat Hormuz, Terusan Suez, dan Selat Malaka. Selanjutnya Afganistan akan berada di bawah kartel TNC. Dan Taliban dipilih sebagai penguasa dan sekaligus penyeimbang politik di Afganistan. Tentu dengan pra syarat Taliban mampu menjaga kepentingan TNC. Kalau engga, ya disikat lagi.