Aku Terharu Lagi

OLEH : BELINDA GUNAWAN

Aku terharu lagi, ketika membaca memoriku dua tahun lalu. Ini adalah kenangan atas kenangan, tentang peristiwa yang kualami ketika kerukunan antaragama terasa begitu manis.

***

Suatu hari,  waktu aku masih muda dan berkarya di majalah Gadis, rekan seniorku Pak Muharyo  (Almarhum) mendekatiku dengan wajah berseri. “Saya punya sesuatu untukmu, Dik B,” katanya. 

“Apa, Pak?” 

“Ini.” 

Dia memberiku sebuah hiasan dinding yang menggambarkan tapak-tapak kaki di pantai. Semula ada dua pasang tapak yang tercetak di pasir itu, kemudian tinggal sepasang. Gambar itu ditimpa tulisan berupa keluhan, “Ke mana Engkau, Bapa, ketika aku membutuhkan-Mu?” 

Bapa menjawab, “Tak tahukah kau, Nak, pada saat hanya ada sepasang tapak kaki, itu adalah tapak kaki-Ku?” 

“Lalu aku? Aku di mana, Bapa?”

“Tak tahukah kau, Nak, kau ada dalam gendongan-Ku?” 

Pak Muharyo berkata dengan nada bangga, “Bagus, kan? Itu artinya, saat Dik B lagi susah, Tuhan ada. Dia menolongmu.” 

Aku terharu. Bukan hanya karena makna gambar dan tulisan itu, serta itikadnya yang manis kala memberiku hadiah tersebut, tapi terlebih lantaran aku dan Pak Muharyo berbeda iman. Ia menghargai aku dan apa yang kupercayai.

RIP Pak Muharyo. Hormatku untukmu. 

18 Juni 2021

Avatar photo

About Belinda Gunawan

Editor & Penulis Dwibahasa. Karya terbaru : buku anak dwibahasa Sahabat Selamanya.