Seide.id – Taliban telah merebut 100 dari 421 distrik di Afganistan, salah satunya adalah distrik kunci di provinsi Kandahar, tempat kelahiran dan markas Taliban dahulu. Keadaan ini tentu membuat situasi di negara itu menjadi genting.
Jatuhnya beberapa distrik penting tadi karena pasukan Amerika dan Nato minggu lalu telah meninggalkan pangkalan udara Bagram di dekat ibukota Kabul. Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan damai yang telah ditandatangani pihak Amerika dan Taliban di Doha, Qatar.
Presiden Joe Biden bahkan menyebut tanggal 11 September nanti seluruh pasukan Amerika dan Nato harus sudah pergi dari Afganistan.
Amerika dan Taliban telah berperang selama dua puluh tahun, sampai akhirnya mereka sama-sama lelah dan sepakat untuk duduk bersama membicarakan perdamaian. Kesepakatan ini tentu saja menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah Afganistan dan Pasukan Penjaga Keamanannya karena selama ini mereka membantu Amerika untuk memerangi Taliban.
Dan nampaknya Taliban telah bergerak cepat. Aset militer amerika di Bagram banyak yang ditinggal begitu saja, seharusnya pasukan Penjaga Keamanan dari pemerintah Afganistan yang mengambi alih semua aset di pangkalan, namun kenyataanya ratusan senjata serbu, mortir dan granat termasuk diantaranya puluhan jip humvee dan truk militer kini berada dalam penguasaan Taliban.
Dengan jatuhnya beberapa distrik penting, menyebabkan lebih dari seribu Pasukan Penjaga Keamanan pemerintah Afganistan, bersama keluarga mereka, telah lari mengungsi ke Tajikistan negara tetangga di utara Afganistan. Atas nama kemanusiaan otoritas di Tajikistan telah menerima para pengungsi ini.
Perkembangan ini tentu telah membuat khawatir banyak pihak. Perang saudara bisa pecah kapan saja. Pemerintah Afganistan yang lebih sekuler dinilai tidak cocok dengan sistem pemerintahan yang dibawa Taliban, yang memang menerapkan versi hukum syariah Islam yang keras, yang mereka sebut sebagai ‘sistem Islam asli’. (gun)
.