Amerika Sedang Membunuh Cryptocurrency

Amerika Sedang Membunuh Cryptocurrency

Tiga bank kripto, mati dalam wakatu sebulan berturut-turut. Bisnis kripto terus berkinerja buruk. Banyak eksploitasi keuangan dilakukan oelh pemiliknya sendiri. Dianggap berisiki, Pemerintah Biden ingin mengeluarkan cryptocurrency dari perbankan nasional, yang sejak lama ketakutan setengah mati kripto bisa besar mengalahkan perbankan ( Foto CoinTelegraph).

Begitu gampangkah sebuah bank bisa bangkrut secara berturut-turut seperti musim gugur ? Mengapa begitu banyak penipuan dan peretasan di dunia kripto, dibiarkan menggerogoti bisnis kripto ?

Saya tak punya jawaban pasti berdasar data. Saya hanya memiliki dugaan kuat, bahwa kripto dibiarkan berantakan lantaran kripto dapat mengancam eksistensi perbankan dunia. Kripto menawarkan kemudahan bertransaksi, berdagang dan berinvesetasi hanya dari rumah dan tak diketahui siapapun. Hanya antara anda dan aplikasi. Transaksi kripto semakin mudah, sementara bank makin berbelit-belit. 

Itulah spirit awal sejak aset kripto atau cryptocurrency Bitcoin pertamakali dilahirkan. Pembuat Bitcoin, Satoshi Nakamoto melihat ketidakadilan pemerintah dunia dalam memanfaatkan uang kertas. Hampir setiap hari pemerintah melalui bank sentral mencetak uang, sehingga setiap saat muncul inflasi. Saatnya Uang Rakyat ( Cryptocurrency) menggantikan Uang Pemerintah ( Uanfg Kertas). 

Semakin uang dicetak, semakin inflasi tinggi, semakin uang tidak berharga dan rakyat mengalami kesulitan. Bitcoin dibuat dari rakyat untuk rakyat. Soal harga, kesepakatan antaran rakyat dan komunitas yang memanfaatkan aset kripto. 

Sayangnya, kripto berisiko tinggi bagi investor, terutama pengguna baru. Pertama banyak yang belum paham dan gampang terpengaruh, sehingga uang cepat melayang. Kripto juga belum memiliki aturan baku hingga sekarang. Kripto tidak memiliki perangkat hukum untuk melindungi investor. 

Pun begitu, di luar sana santer tersebar, banyak orang mendadak kaya berkat kripto. Sebetulnya, lebih banyak lagi investor yang rugi atau tertipu oleh bisnis kripto, namun mereka malu untuk mengakui.

Situasi seperti ini membuat pemerintah dari berbagai negara yang kerepotan karena kripto, mulai membuat jalan terjal bagi kripto. Kripto mulai  diberi batasan antara komoditas dan sekuritas. Sekuritas, dibatasi dengan cakupan negara operasional. Keluar batasan sedikit, hukum umum menanti. 

Di Amerika, United States Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, mulai keras terhadap perusahaan kripto. Beberapa developer kripto mulai masuk pengadilan. Kasusnya lama dan panjang agar kripto mati pelan-pelan atau mati sendiri. 

Ini nyaris sama yang terjadi di Indonesia, dimana aset kripto dijadikan tarik-menarik kepentingan antar instansi. Kripto yang tadinya di bawah pengawasan Bappebti, mulai dipaksa masuk di bawah OJK. 

Beberapa perusahaan kripto dunia yang melihat situasi seperti ini, mencoba curang dengan cara mengeksploitasi uang pelanggannya. Mulai dari kasus eksploitasi TerraLuna, FTX serta gugurnya perbankanan kripto seperti Silvergate Bank, disusul Sillicon Valey Bank, dan terakhir Signature Bank. 

Apakah semua kejadian ini kebetulan atau unsur kesengajaan, masyarakat akan tahu kelak. Namun isu santer di Amerika jelas terngiang bahwa Pemerintah Biden ingin mengeluarkan kripto dari perbankanan Amerika. Mereka menganggap kripto berisiko.

Kripto mungkin memang berisiko bagi investor, namun perbankan mencekik nasabahnya pelan-pelan.

150 Triliun Hilang Karena Penipuan Investasi Kripto

CryptoNews: Petinggi Bursa Kripto Mengaku Bersalah Menggunakan Dana Investor Untuk Kepentingan Pribadi

Untung Pak Jokowi Masuk PDIP, Jika Tidak…..

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.