Anak Bawang

Foto : Sourav Aich/Pixabay

Kehidupan di atas bumi maya ini, sangatlah kaya dengan berbagai makna filosofi serta aneka ungkapan yang sungguh dalam maknanya.

Salah satunya, ialah ungkapan “anak bawang” yang bermakna, “peserta suatu lomba yang tidak diperhitungkan,” atau juga bermakna, “anak kecil yang belum banyak pengalaman.”

Hal ini pun berdampak, bahwa masyarakat kita getol mempraktikan arti serta makna sensitif ungkapan ini lewat fakta hidup yang lebih konkret.

Ungkapan “anak bawang” yang makna mulanya, “peserta lomba yang tidak diperhitungkan kehebatannya,” kini menjadi “orang atau pun kelompok mayarakat yang tidak beruntung, alias masyarakat kelas bawah yang miskin melarat.” (antara makna amelieratif dan makna peyoratif), dalam ilmu bahasa (linguistik).

Maka, “masyatakat kelas bawah” atau pun “anak yang belum banyak berpengalaman” seolah menerima nasib hidup mereka lewat kebenaran makna ungkapan miris ini.

Orang atau pun pihak tertentu, seolah rela menerima nasib mereka lewat cap negatif ini.

Dan siapakah anggota “masyarakat kelas bawah” yang kita maksudkan sebagai “anak bawang ini?”

Lewat makna ungkapan ini serta praktik hidup di dalam masyarakat, kita justru secara tidak langsung telah turut memenjarakan kelompok masyarakat tertentu ke dalam cap- cap miris serta miring ini.

Sesungguhnya, yang ada dan terjadi ialah “proses” pengelompokan warga masyarakat ke dalam kelas-kelas. Dalam konteks ini, justru ada pihak yang telah kita korbankan lewat kesadaran minor serta pikiran picik kita.

Dan ternyata, kita telah menciptakan adanya kelompok “anak bawang” atau pun “anak emas” di dalam lingkup budaya masyarakat kita hari ini dan di sini.

Dan, jika kita sendiri pun dapat dikategorikan sebagai kelompok masyarakat “anak bawang” dalam konteks apa?

Bukankah, kita sendiri pun, dalam konteks tertentu adalah juga tergolong kelas anak bawang?

Tentu, selama makna ungkapan “anak bawang” ini masih hidup serta menggema keras di dalam ingatan serta kesadaran masyarakat kita, maka nasib sial ini akan terus menyertai hidup kita.

Malang, 16 September 2022

ANAK PANAH CINTA DAN DUA PUISI LAINNYA

Avatar photo

About Fr. M. Christoforus, BHK

Kelahiran : Ende, Flores, NTT Seorang Biarawan dan pendidik dari Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK). Berdomisili di Kota Malang, Jawa Timur