Putri memang belum meraih gelar juara di America’s Got Talent. Tapi bagi saya, gelar itu baginya tidak terlalu penting? Ada atau tidak ada gelar itu, Putri sudah menjadi juara dengan segala perjuangan, kerja keras, semangat, dan golden buzzer yang diraihnya. Dan ingat, dia seorang penyandang difabel. Apakah hanya atlet yang sering mengharumkan negara? Putri hanya salah satu contoh manusia yang mampu mengharumkan negara?
Oleh SYAH SABUR
PUTRI Ariani layak disebut fenomena. Keberhasilannya untuk meraih golden buzzer di ajang America’s Got Talent 2023, bukan saja karena kemampuannya dalam olah vokal. Seperti saya ungkap dalam tulisan sebelumnya, Putri layak membuat mata pemirsa di berbagai negara terbelalak, karena perjuangannya untuk meraih cita-cita. Dia juga memiliki tekan dan semangat baja untuk meraih mimpi.
Putri juga layak disebut fenomena karena dia anak kampung yang menjadi tunanetra sejak balita. Bagi orang dengan mata sempurna, tentu peluang untuk meraih mimpi jauh lebih besar dibandingkan dengan orang seperti Putri.
Saya percaya, hal itu pula yang membuat Simon Cowel jatuh hati dan takjub melihat penampilan Putri di panggung. Padahal selama ini Simone terkenal amat kritis dan cenderung pelit memberi pujian. Saya yakin, itu pula yang dilihat Heidi Klum, Sofia Vergara, dan Howie Mandel serta para penonton di studio dan di depan TV atau berbagai media nasional maupun internasional.
Apresiasi Presiden
Karena itu, wajar jika saya berharap Putri mendapat apresiasi dari negara, khususnya Presiden Jokowi. Bukan apa-apa karena Presiden memberikan apresiasi setinggi langit kepada para atlet peraih prestasi di tingkat ASEAN. Apresiasi itu juga berupa uang miliaran rupiah untuk mereka. Menpora dan Ketua Umum PSSI juga menyediakan panggung khusus untuk mereka sebagaimana biasa dilakukan.
Pertanyaannya, apakah hanya atlet yang sering mengharumkan negara? Putri hanya salah satu contoh manusia yang mampu mengharumkan negara.
Selama ini banyak qori dan qoriah yang meraih prestasi tingkat dunia. Banyak juga anak muda peraih berbagai prestasi global untuk bidang matematika atau fisika. Di bidang film, sineas kita juga berkali-kali mendapat penghargai di level Asia atau seperti festival film internasional Berlinale di Jerman atau Cannes di Prancis.
Di bidang musik, yang agak baru, kita mengenal grup metal Voice of Baceprot (VoB) yang juga mendunia. Grup metal asal Garut ini akan tampil di 11 kota di Amerika Serikat pada Agustus mendatang dalam pagelaran bertajuk “Retas: American Tour 2023”. Sebelumnya, trio anak muda berhijab ini tampil di sejumlah negara di Eropa. Mereka tampil di panggung Fight Dream Believe European Tour 2022 dan menyapa para penggila musik di Ceko, Belanda, Denmark, dan Jerman.
Voice of Baceprot
VoB (artinya cerewet atau berisik) juga sempat menggelar tur berjudul serupa pada 2021 di Belanda, Belgia, Prancis, dan Swiss. Karena itulah, VoB berhasil masuk daftar The NME (New Musical Express) 100 serta Metal Hammer’s Class of 2023. Tapi apakah negara memberikan apresiasi tinggi untuk para quori/qoriah, juara di bidang matematika, fisika, sineas, dan musik seperti yang didapat para atlet?
Putri memang belum meraih gelar juara di America’s Got Talent. Tapi bagi saya, gelar itu baginya tidak terlalu penting. Ada atau tidak ada gelar itu, Putri sudah menjadi juara dengan segala perjuangan, kerja keras, semangat, dan golden buzzer yang diraihnya. Dan ingat, dia seorang penyandang difabel.
Kalaupun Presiden tidak menghadiahinya dengan sejumlah uang, minimal presiden layak mengucapkan selamat. Sekadar telepon penyemangat dari presiden pasti akan membuat Putri dan para penyandang difabel lain lebih bergairah untuk meraih cita-cita . Dengan begitu, Putri percaya bahwa dia bukan anak tiri di negeri ini.
Semoga saja ada Menparkeraf atau Mendikbud yang mengingatkan presiden. Atau, bisa jadi kita memang lebih menghargai otot ketimbang otak dan rasa.*