Andai Bayi Bisa Bicara, Ia Akan “Menasihati” Ibunya

Andai, andai lho, seorang bayi bisa berbicara dengan kata-kata seperti orang dewasa, pasti dia akan berceloteh panjang lebar kepada ibunya, tentang bagaimana memahami tingkah laku bayi.

“Mamaku sayang, kalau aku menangis, itu pasti ada penyebabnya. Popokku yang basah karena pipis atau pup akan membuat tangisanku pecah. Habis, enggak enak sih, bokongku terasa basah dan lengket. Nah, dengan menangis, aku berhasil mengundang Mama untuk datang mendekat, kan? Aku merasa senang saat Mama membersihkan area bokongku yang kotor, mengganti popokku dengan yang bersih. Selama menggantikan popokku, Mama mengajak aku ngobrol sambil terus tersenyum.”

Aneka penyebab kerewelan
“Oh ya Ma, aku jelas akan menangis kalau disuntik, terlebih suntikan imunisasi DPT. Tanganku selain rasanya sakit banget, badanku juga jadi enggak nyaman, karena aku jadi demam.

Mama sebetulnya enggak perlu bingung kalau sepanjang malam aku jadi rewel, menangis terus, setelah diimunisasi. Cukup berikan aku obat penurun demam yang bisa mengusir rasa sakit dan dapat membuatku tertidur lebih nyenyak.

Nah, kalau yang di rumah Eyang kemarin itu aku nangis karena ada nyamuk yang coba-coba menggigit aku, selain karena aku kegerahan sampai-sampai aku enggak bisa tidur.

Tambahan lagi, semua orang di rumah Eyang pengin menggendong aku. Rasanya badan aku malah jadi sakit semua dioper ke sana ke sini.

Jangan lupa ya Ma, lingkungan yang terlalu panas atau kelewat dingin bisa memicu kerewelanku. Kalau Mama enggak jeli soal ini, tangisanku bisa berkepanjangan.

Ada juga penyebab tangisanku yang kurang dipahami orang. Mama mungkin salah satunya.

Jadi Ma, bayi juga sering mendadak rewel dan nangis terus karena merasakan sentuhan yang berbeda. Bayi itu sangat peka lho, Ma. Bayi bisa bedain mana sentuhan penuh cinta kasih dengan sentuhan yang asal pegang.

Mama ingat kan waktu Mama bicara sama Papa dengan nada keras di kamar? Waktu itu aku lagi tidur sampai terbangun.

Saat itu aku merasakan sentuhan Mama berbeda dari biasanya. Rasanya aku kayak dicengkeram kuat sampai badanku jadi berasa sakit.

Saat menggendong juga gitu. Ayunan Mama juga enggak bikin aku merasa nyaman. Makanya aku seharian jadi nangis dan rewel terus kan?”

Jangan sungkan meminta bantuan
“Mama sayang, mengasuh bayi seperti aku ini memang sungguh melelahkan. Untuk itu Ma, jangan sungkan minta bantuan kalau sudah merasa capek.

Bukan apa-apa Ma, perasaan letih Mama bisa aku rasain lewat sentuhan yang berbeda tadi. Mama kesannya jadi enggak sabaran.

Jadi, saat Mama lelah, lebih baik meminta bantuan Ayah, Eyang, Onti atau Si Mbak ya. Yang penting aku enggak merasa asing dengan mereka yang menggantikan tugas Mama menanganiku untuk sementara waktu.

Sementara aku diasuh oleh orang lain, Mama janji harus betul-betul istirahat. Boleh tidur sebentar atau sekadar minum teh hangat sambil baca majalah atau balas chat sahabat-sahabat Mama di HP.

Setelah Mama Kembali segar, maka Mama siap mengurus dan bermain lagi sama aku. Cihuuuuuuuuy… rasanya senang banget lihat Mama tersenyum manis lagi.

Iya ya Ma, mengasuh bayi itu butuh keikhlasan dan energi positif supaya suasana positifnya juga bisa aku rasain. Untuk itu perlu kesiapan mental.

Mama jangan malah ikut-ikutan kesal dan gampang terpancing ya Ma kalau aku lagi rewel. Hadapi semua perilaku aku dengan sabar dan tenang. Dengan begitu rasa sayang dan perhatian Mama untuk aku bisa aku rasain sepenuhnya.

Kalau Mama sudah bisa menata emosi, pasti deh bisa “menularkan” ketenangan dan kenyamanan itu ke aku. Aku pun pasti akan menghentikan kerewelanku. Suwer, beneran lho, Ma, aku enggak bohong.” (Puspayanti, kontributor)