Foto : Sasin Tipchai / Pixabay
Jangan pernah bosan berbuat baik. Semua hal yang baik itu bersumber dari Allah. Niat dan motivasi kita, lewat kata atau perbuatan baik, hendaknya dilakukan demi menyenangkan hati Allah. Karena hidup itu anugerah.
Orang yang berbuat baik dan ikhlas itu tidak bakal terluka. Kendati perbuatannya tidak diterima, dicurigai, dianggap pencitraan, atau bahkan sekalipun dikhianati. Orang baik itu tidak kecewa, apalagi sakit hati, karena hidupnya untuk bersyukur dan berhikmat.
Teruslah berbuat baik. Berbuat baik yang datang bukan dari pikiran, melainkan dari hati yang mengasihi.
Berbuat baik itu ibarat orang yang bernafas. Jika kita ingin menghirup udara yang segar, bersih, dan menyehatkan jiwa itu hendaknya kita terus berbuat baik.
Kita dapat belajar dari kisah orang kecil yang baik hati. Janda miskin dan jujur yang memasukkan keping uang logam dari penghasilannya ke dalam kotak persembahan tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Ada juga kisah janda di Sarfat yang menolong Nabi Elia. Janda miskin itu tinggal di negeri yang dilanda kemarau panjang, dan memiliki sisa segenggam terigu untuk dibuat roti sebagai makanan terakhir bersama anaknya. Setelah makan, mereka akan mati.
Kenyataannya, ketika Nabi Elia meminta untuk dibuatkan roti lebih dahulu, dikabulkannya. Barangkali, yang terpikir olehnya, setelah berbagi toh ia dan anaknya juga bakal mati. Lebih baik memberi dengan hati agar hidup ini makin berarti.
Keikhlasan berbagi dan berserah pasrah untuk mengandalkan Allah, meruntuhkan belas kasih-Nya. Sehingga terigu dalam tempayan itu tidak berkurang dan minyak dalam buli-buli itu tidak habis.
Begitu pula dengan hidup ini. Kita diajak berani berkorban demi orang lain, hingga tubuh ini tidak berdaya.
Dengan ikhlas berbagi pada sesama, kita tidak bakal kecewa atau ditinggalkan Allah.
Teruslah berjuang dalam usaha, bertekun dalam doa, dan andalkan Allah agar pintu anugerah dibukakan oleh-Nya.
Berserah Pasrah Itu Mudah Menjalaninya Sulit