Seide.id – Setelah resmikan dua Gereja Pentakosta, Anies Baswedan pun dinobatkan oleh Gereja Pentakosta sebagai ‘Bapak Kesetaraan Indonesia.’
Gereja Pentakosta memang dekat dengan Anies, jadi tidak heran kalau saling dukung.
Sebelumnya, waktu Anies membagikan BOTI, dua Pendeta gereja Pentakosta, Johny dan Jason memuji-muji kebaikan Anies yang memberi bantuan kepada gereja-gereja khususnya di Jakarta
-Namun ini kemudian dibantah oleh gereja-gereja yang bukan Pentakosta yang merasa namanya dicatut.
Kalau setelah dapat dana lalu memuji-muji, bahkan menjilat pun masih dimaklumi. Tapi kalau karena dapat jatah Boti lalu mengklaim semua berita tentang Anies tidak benar karena Anies seorang nasionalis, pluralis, itu sudah menjual kebenaran.
Di Amsal ada tuh bacaannya, “Belilah kebenaran dan jangan menjualnya,” apalagi sampai diobral habis gara-gara dapat Boti.
Jangan tau-tau mendadak lupa pada kebrutalan pilkada tahun 2017. Pada isue ayat dan mayat yang membuat jenazah nenek Hindun ditelantarkan karena bukan pendukung Anies.
Politik identitas berbasis agama, intoleransi, SARA yang dimainkan dengan keji, sangat memecah-belah persatuan.
Di hari pelantikannya (16 /10/2017), memecah -belah ini secara nyata diucapkan oleh Anies dalam kata sambutannya dengan menyebut-nyebut “non pribumi” yang ditujukan kepada etnis tertentu.
Tapi mungkin jatah BOTI membutakan mata sehingga kenyataan memecah-belah dan intoleran ini dibantah habis oleh Pdt Johny sebagai, “rumours.” .. Ngenes…
-Padahal lebih baik kamu buta, daripada kamu melihat namun kamu buta.
Bahkan untuk mendukung klaim bahwa Anies seorang nasionalis, pluralis, Pdt Jason menuduh berita-berita tentang Anies salah dengan mengajak melihat pemberian Boti Anies.
Dengan mengcompare uang dan berita, sepertinya para Hamba Tuhan ini sedang melecehkan profesi wartawan mengingat jika suatu berita dianggap salah, media memberikan hak jawab untuk digunakan.
“Saudara boleh lihat, berita-berita yang saudara dengar, yang saudara tonton, keliru. Beliau ini sangat nasionalis, keluarga nasionalis,” pujinya, menekankan Anies seorang pluralis dan membantah isue intoleran (Maret 2022)
Setelah dua gereja Pentakosta diresmikan, Anies pun dinobatkan sebagai “Bapak Kesetaraan Indonesia,” karena Anies dianggap selalu menempatkan keadilan dan menyetarakan antar umat.
Indonesia bukan hanya sebesar Gereja Pentakosta dan agama bukan hanya Kristen Pentakosta doang. Kristen saja ada banyak. Belum lagi Katholik, Islam, Budha, Hindu dan lainnya.
Silahkan saja kalau Pentakosta mau menobatkan Anies sebagai “Bapak Kesetaraan Gereja Pentakosta,” tidak usah bawa-bawa Indonesia.
Memangnya 273,5 juta jiwa ini semuanya jemaat Pentakosta sehingga mengkaim Anies telah setara untuk semua agama di Indonesia.
Ini negara ya, bukannya gereja..
Pdt Jason jangan membelokan sejarah dengan mengklaim Anies betul-betul menjaga kerukunan antar umat beragama.
Bersyukur bahwa Anies telah memberi bamyak kepada gereja Pentakosta sebagai pendukung Anies, itu hak Pentakosta. Tapi umat lain yang melihat kebenaran yang sesungguhnya, juga berhak menolak klaim tersebut.
“Beliau adalah sangat layak menjadi gubernur yang betul-betul menjaga toleransi, kerukunan antarumat beragama. Itu luar biasa. Dan kami sebagai warga DKI Jakarta sangat-sangat berterima kasih,” kata Pdt Jasob kepada KBA News, (3/9)
Jadi, mohon kepada Pendeta, apa pun alasan dan pertimbangannya, hati-hati kalau membangun narasi. Jangan bawa-bawa Indonesia karena Bpk Kesetaraan Indonesia dengan Bpk Politik Identitas berbasis Agama yang intoleran memecah -mecah persatuan, adalah dua hal yang bertolak belakang.
Apa perlu diingatkan bahwa tugas Pdt membawa yang tersesat ke jalan yang lurus dengan berbicara tentang kebenaran.
Jadi, jika ya katakan, “Ya”. Jika tidak katakan , “Tidak.” Karena apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat.
(Opini : ricke senduk)