Seide.id -Ada yg masih ingat kepada nama ini?
Anita Sarawak adalah nama besar, sangat dikenal dan dihormati di Singapur, Brunei dan tentu saja Malaysia.
Sejak dulu, artis Indonesia, terkenal dan disegani bahkan dihormati di negara-negara ‘berbangsa serumpun’ Malaysia dan Singapur. Banyak artis Indonesia, terutama penyanyi, pada sekitar tahun ’80an, makmur dan diperlakukan sangat baik, bahkan bisa dibilang dimanjakan di Malaysa, Singapur dan Brunei.
Seorang penyanyi senior yang sempat menikah dengan temanku bercerita bahwa dia cukup sering diundang menyanyi di kediaman para bangsawan Malaysia dan Brunei. Kemewahan tempat tinggal pribadi para bangsawan itu begitu mencengangkan. Pernah di Brunei dia terkejut, karena ketika meletakkan lengannya di salah-satu kursi mewah di sebuah ruangan yang memang mewah (meski “rada norak” kata sang artis sambil tergelak),…ujung lengan kursi itu…dilapisi emas!
Begitu juga sebaliknya. Pada era ’80an banyak penyanyi Malaysia yang berjaya di Indonesia. Dulu sekali ada P.Ramlee. Era ’80an ada Anita Sarawak. ’90an ada Amy Search yg berduet dengan Inka Christie. Ada Saleem dari band Iklim, dll.
Di Indonesia, nama Anita Sarawak mengingatkanku kepada 2 hal.. .Broery dan “Tragedi buah apel”
Nama aslinya adalah: Ithnaini binti Mohamad Taib. Orangtuanya, juga adalah nama-nama besar dan terkenal di sekitar Singapur dan Malaysia. Kata Sarawak di belakang namanya, tadinya aku kira nama salah-satu wilayah dari negara Malaysia yang ada di Kalimantan sebelah utara, berdampingan dengan Brunei Darusalam. Ternyata itu adalah nama belakang ibunya: Siput Sarawak, pemain film terkenal di Singapur dan Malaysia. Ayahnya yang bernama Datok Sri Roomai Noor, juga seorang pemain film.
Anita adalah sosok cerdas yang tahu benar dengan kemampuannya sejak berusia sangat muda. Di usia 15 tahun dia sudah dilirik oleh EMI, sebuah label rekaman besar. Dia menikah dengan seorang musisi Malaysia bernama: Mohamed Abdul Samad dalam usia yang cukup muda. Karena konon Anita hanya ingin menyenangkan ibunya. Pernikahannya dengan musisi Malaysia itu hanya bertahan 4 tahun saja, tanpa keturunan.
Lalu, pada sekitar tahun ’85, dia memutuskan melakukan sesuatu yang mengejutkan, bahkan menggemparkan Singapur (tempat dia dilahirkan dan merintis karir) serta tentu-saja Malaysia dan Indonesia, yaitu: menikah dengan Broery (waktu itu masih bernama belakang Marantika). Pernikahan itu tak cuma menggemparkan Singapur dan Malaysia, tapi juga dihujat, karena.. agama mereka berbeza.. eh berbeda. Setelah Broery menyatakan bahwa dia mualaf, barulah hujatan itu agak mereda. Tapi, pernikahan itu pun ‘cuma’ bertahan selama 4 tahun. Juga tanpa keturunan.
Setelah itu, beberapa bulan setelah perceraian, Anita langsung tancap gas, memutuskan untuk berkarir di Las Vegas. Dia langsung menyanyi di tempat bergengsi.
Warga paman Sam menyambut baik. Karirnya mencorong. 1 tahun, 2 tahun,…3,…4,…ternyata Anita melewati hampir 20 tahun di “negara dengan kemungkinan tak terbatas” itu. Termasuk menikah (dan juga dihujat di Malaysia) dengan James Dean “JD” Nicholson, vocalis band terkenal Commodores. Di mana Lionel Ritchie pernah juga menjadi vocalisnya. Pernikahan itu juga kandas. Pun berumur sekitar 4 tahun.
Pada tahun 1999, Anita berkenalan dengan Martin Cox yg usianya 2 tahun lebih muda. Ketika itu, Martin ingin menonton pertandingan tinju Evander Hollyfield. Martin nampaknya serius. Dia kemudian menjadi manajer Anita, mempelajari agama Islam dan mengubah namanya menjadi Mohamad Mahathir Abdullah. Mereka sempat tinggal beberapa lama di Singapur dan Kuala Lumpur, Malaysia. Inilah pernikahan Anita yang bertahan paling lama.
Beberapa tahun setelah pernikahanya dengan Mohamad Mahathir Abdullah tepatnya pada tahun 2012, Anita mengumumkan bahwa dia menarik diri dari dunia nyanyi-menyanyi dan film. Menetap dengan tenang dan agak tersembunyi di salah-satu kota kecil di Amerika. Bahkan kerabatnya menyatakan bahwa mereka sempat seperti kehilangan kontak dengan Anita. Tapi.. beberapa bulan lalu, salah-seorang adiknya mengumumkan bahwa mereka sudah berhasil menghubungi Anita dan menyatakan bahwa Anita bersama suaminya biak-baik saja.
Anita Sarawak, di Malaysia, Singapur dan Brunei, tak hanya dikenal -mungkin sudah menjadi legenda hidup- sebagai penyanyi saja, tapi juga pelakon (bahasa Melayu) dan host dari acara-acara tv terkenal. Album dan hitnya banyak sekali. Meski di sini aku ‘cuma’ mengenalnya dalam 2 lagu. Satunya “Tragedi buah apel” itu dan satu lagi: “Bulan pake payung”. Itu pun karena lagu dari tanah Maluku dan kerap dinyanyikan live berduet dengan Broery.
Penghargaan yang diterimanya bukan cuma sebagai penyanyi, tapi dia juga menerima penghargaan dari Inggris untuk bidang yg dinamakan: “Pemasaran dan Entertain” atau semacam itu.
Wajah, ekspresi dan gayanya ketika menyanyi, mengingatkanku kepada Euis Darliah, salah-seorang penyanyi keren indonesia ’80an yang pernah berkata: “Penyanyi (wanita) Indonesia, tak berani membuka mulut lebar-lebar ketika di atas panggung, karena takut terlihat jelek. Padahal, untuk berartikulasi dengan jelas atau ketika mengucapkan bunyi: ‘aaaaa’,…’iiiii’,…’uuuuu’,…’eeeee’,…’ooooo’ dengan jelas.. mulut harus terbuka!” Euis Darliah adalah salah-satu penyanyi idolaku.
Ada yang lucu, ketika aku mengintip google untuk mencari tahu tentang lagu “Tragedi buah apel” yang sangat terkenal di Indonesia di penghujung ’80an itu. Lagu ciptaan Ithinx (yang beberapa lagu ciptaannya dibawakan oleh beberapa ‘ladyrocker’ Indonesia dan menjadi hit). Lagu itu bercerita tentang kemashuran yang mengakibatkan kesombongan dan kejatuhan seorang wanita. Lagu itu.. lalu dalam salah-satu tulisan dikait-kaitkan dengan seorang politisi wanita cantik yang selalu menyebut-nyebut apel Washington dan apel Malang itu.. terjatuh karena kasus korupsi.
Hari ini, Anita Sarawak berulang tahun ke-71. Selamat Ulang Tahun, Mak-wo, sehat selalu…
Ilustrasi: Anita Sarawak aku orat-oret beberapa menit lalu dengan media akrilik di kertas linen, berukuran sekitar 40x30cm…
(Aries Tanjung)