Seide.id – Setelah kambing yang disalahpersepsikan, demikian pula nasib duren. Banyak yang tidak berani makan duren, kalaupun makan hanya satu dua butir saja. Takut darah tinggi.
Sampai hari ini saya belum menemukan literatur yang memberikan bukti ilmiah kalau duren bikin darah tinggi. Bahwa ada satu dua yang mengaku terganggu, dan katanya tensi darahnya meninggi sehabis makan duren, susah menerangkannya mengapa, dan itu tidak boleh menjadi pembenaran ilmiah duren harus dimusuhi.
Bahwa sesuatu zat baru dinilai secara signifikan berkorelasi ilmiah menyebabkan terjadinya sesuatu kalau zat itu atau makanan itu atau buah itu, menimpa pada semua yang mengkonsumsinya. Kalau hanya satu dua cerita kasus mengalami sesuatu entah apa, mungkin tensi darahnya naik, tidak boleh disimpulkan bahwa zat yang terkandung dalam sesuatu itu, dalam hal ini duren sebagai penyebab hipertensi.
Mungkin pada orang-orang tertentu duren buah yang tergolong sensitif kalau dikonsumsi. Namun tidak pada orang lain yang jumlahnya mayoritas. Itu maka tidak boleh disimpulkan bahwa duren peyebab hipertensi.
Indonesia kaya sekali akan duren, hampir di semua provinsi ada duren. Bayangkan hampir semua masyarakat punya kesempatan mengkonsumsi duren, apakah semua yang mengkonsumsi tensi darahnya naik, berani dipastikan kenyataannya kan tidak.
Sudah sejak lama, lebih 5 tahun lalu teman-teman pers bertanya yang begini, termasuk yang muncul di seminar, apakah duren bikin hipertensi. Sekurangnya tiga stasiun TV mewawancara saya lebih satu kali ihwal bahaya makan duren, dan saya tidak satu kali pun pernah menyatakan bahwa duren buah berbahaya.
Crew TV mewawancarai ihwal duren
Sejatinya malah, duren itu dikategorikan sebagai “rajanya buah”. Itu berarti duren punya nilai istimewa. Selain lezat, duren mengandung lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid), sekelompok dengan minyak ikan, minyak zaitun, dan alpokat. Jadi pikir kita kenapa harus takut? Sekiranya sampai kelebihan makan duren pun hanya bikin tambah gemuk oleh lemaknya yang menyehatkan itu, oleh karena lemaknya bukanlah lemak berbahaya seperti jenis minyak goreng, dan gajih. Minyak jenuh pun tubuh tetap butuhkan, apalagi lemak menyehatkan dalam duren.
Bagi mereka yang sensitif, tak ubahnya orang alergi, terhadap ikan misalnya, atau terhadap apa saja, mereka sajalah yang perlu waspada menyantap duren, namun bukan berarti bagi yang lain. Dan yang lain itu saya pikir mayoritas.
Saya salah seorang di antara yang mayoritas itu, bahkan saking gila durennya, saya rakus, bisa menghabiskan bukan hitungan butir, melainkan hitungan beberapa buah duren ditubruk sekaligus, sekali santap. Bersyukur, tensi darah saya tidak bergerak naik.
Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul
Ikuti : Soal Pete, Jengkol Jadi Obat & Perkeliruan Dalam Berobat Lainnya