Maaf, sekiranya banyak orang tidak sependapat. Pro dan kontra itu hal biasa. Tapi saling menghargai pendapat atau pilihan itu bijaksana.
Tidak perlu silang pendapat, apalagi ngotot untuk berdebat. Buang enerji dan tak ada gunanya.
Sekiranya ada yang bilang, apalah artinya semua nama? Hal itu juga sah saja, dan hak pribadi seorang.
Diakui atau tidak, nama itu tak sebatas sebagai indentitas, pengenal, atau pembeda di antara kita.
Sederhana atau panjang-pendeknya, nama itu mempunyai makna, arti, maksud, doa, dan harapan dari si pemberi.
Begitu pula dengan nama yang diberikan orangtua kepada kita.
Jangan protes, komplain, atau malu hati, jika nama pemberian orangtua beraroma kampungan alias tidak keren.
Kita juga jangan berasa berat untuk menyandang nama pemberian orangtua, jika nama itu teramat bagus atau kepanjangan. Apalagi, kita lalu minta orangtua untuk menggantinya dan selamatan lagi. Lebih repot lagi, jika kita harus mengubah akte lahir dan seterusnya.
Tak perlu minder, berkecil hati, atau terbebani dengan nama kita. Lebih baik kita percaya pada orangtua yang punya harapan, doa, dan cita-cita agar kelak kita berguna bagi nusa bangsa.
Tak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya hidup menderita.
Tugas utama kita adalah berjuang untuk mewujudkan makna dan harapan orangtua akan arti nama kita.
Hidup bermartabat dan menjaga kehormatan orangtua. Hidup berkenan bagi Tuhan.
Kita harus bangga dengan nama yang diberikan oleh orangtua. (MR)
Salah Kenali Orang Itu Biasa, Asal Jangan Salah Menilai …
Sesal Itu Datang Belakangan, Kalau di Depan Berarti ‘Kulonuwun’