Semua orang pasti punya cita-cita, impian. Jika impian itu sekadar angan-angan berarti kita adalah pemimpi. Tukang khayal. Jika serius dengan impian itu, kita dituntut komitmen dan termotivasi untuk mewujudkannya.
Apapun mimpi kita itu tak sulit direalisasikan, asal kita tahu jalannya …
Umat manusia dikaruniai otak yang sama oleh Tuhan. Otak itu ibarat komputer yang dapat kita arahkan dan diprogram sesuai kebutuhan, bahkan memprogram impian kita!
Ketika membayangkan impian itu, kita seperti dialiri semangat untuk meliarkan imaji.
Impian itu tampak tergambar jelas. Kita seakan dituntun untuk melihat rencana, strategi, dan langkah yang harus dilakukan.
Otak adalah sumber kekuatan yang dahsyat dan mampu menggerakkan kita dalam bekerja, berusaha, berkreasi, berinovasi, berjuang, dan seterusnya.
Dengan berpikir positif, aura tubuh kita secara otomatis menjadi positif pula. Kita tidak cepat berasa lelah dalam bekerja, semangat tak pernah kendor, dan tiada henti untuk terus berjuang.
Lebih dahsyat lagi, jika impian itu kita bawa dalam doa.
Bayangkan saat kita membuka hati dan datang kepada Allah. Untuk bergantung dan mengandalkan Allah. Menyerahkan harapan dan impian kita kepadaNya, sehingga impian kita semakin tergambar nyata dan jiwa ini berasa damai.
Pikiran yang fokus pada cita-cita, memotivasi dan mengarahkan kita untuk bekerja penuh semangat, enjoi, dan tanpa beban.
Tantangan demi tantangan yang menghadang kita di jalan berasa kecil dan tak berarti.
Inisiatif bekerja yang didasari oleh cita-cita membuat kita mampu melahirkan hal-hal ajaib untuk berkreasi dan berinovasi.
Hasilnya dapat dipastikan, pekerjaan kita menjadi maksimal, lebih baik, dan memuaskan.
Impian kita semakin nyata. Dan indah pada waktunya. (MR)