Seide.id -Asal mencoba-coba hal yang baik dan positif itu tidak salah. Alangkah bijak, ketimbang asal mencoba, lebih baik kita melakukan hal itu dengan serius, bertekun, dan fokus untuk mencapai tujuan dan target yang kita cita-citakan.
Asal mencoba, bisa jadi kita melakukan pekerjaan itu dengan setengah hati. Sehingga, apa pun usaha atau pekerjaan yang dilakukan setengah hati itu dipastikan hasilnya tidak maksimal.
Selain itu, asal mencoba membuat kita mudah kehilangan semangat juang. Ketika tantangan yang menghadang itu makin berat, sulit, dan target kita seperti makin menjauh.
Sesungguhnya, asal mencoba itu tidak ada gunanya. Kita membuang waktu, energi, dan modal usaha. Ketika usaha gagal, kita jadi kecewa. Bahkan kita sulit untuk bangkit kembali, karena modalnya habis.
Ketimbang mencoba-coba untuk menjajagi pekerjaan atau usaha baru. Lebih baik jika ‘projek’ itu dipikir secara hati-hati, detail, dan akurat. Sehingga kita bekerja enjoi dan tahap demi tahap untuk mencapai target, dan sukses.
Begitu pula, jika orang yang bekerja secara asal-asalan. Sesungguhnya, orang itu tidak layak dipercaya. Bekerja asal memperoleh hasil, dan digaji. Selain tidak berintergritas, ia juga tidak memiliki loyalitas. Karena ia mudah tergiur oleh tawaran yang lebih menguntungkan, sehingga mudah lepas tangan dan tanggung jawab.
Orang yang bekerja asal-asalan itu dipastikan tidak sampai ke tujuan. Selain tidak menghargai diri sendiri, ia juga tidak layak dipercaya untuk diberi tanggung jawab. Sebaiknya orang seperti itu dijauhi, jika ia tidak mau berubah, dan jadi baik.
Orang yang bekerja asal-asalan itu juga berbeda dengan orang yang bekerja ‘alon-alon asal kelakon’. Karena ia melangkah dengan hati-hati. Perlahan, tapi pasti untuk sampai ke tujuan dan bahagia. “Biar lambat asal selamat.”
Sesungguhnya, hidup itu mengajak kita untuk selalu ingat asal usul. Untuk memahami dan memaknai, bahwa hidup kita sungguh berarti. ‘Urip iku urup’ untuk ‘eling lan waspada’ agar kita ingat jati diri, dan asal usul hidup ini.
Dengan ingat asal usul, kita jadi pribadi yang rendah hati. Ketika sukses dan berprestasi, kita sadar diri untuk tidak sombong. Kita tidak lupa pada siapa pun yang telah mengantarkan kita menuju puncak sukses itu.
Kita sadar diri, bahwa seberapa tinggi hasil capaian, jabatan, atau kekayaan kita, semua itu anugerah Allah. Karena hanya DIA yang layak dibanggakan dan disembah.
Hidup itu amanah, ketika kita berani jadi saluran berkat Allah. Hidup untuk melayani sesama.
Mas Redjo