Penulis Khoirunnis Salamah
Seide.id – Sedang hangat dibicarakan, Nusantara menjadi nama untuk ibu kota baru negara ini, Republik Indonesia. Diberitakan, Presiden Joko Widodo–Jokowi–telah menyetujui nama tersebut untuk ibu kota yang berlokasi di Kalimantan Timur itu.
Persetujuan Presiden itu sudah dikonfirmasi oleh Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
“Saya baru mendapat konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden pada hari Jum’at dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara,” ujar Suharso Monoarfandalam rapat kerja bersama Pansus IKN, Senin (17/1/2022).
Asal-usul kata Nusantara
Nusantara merupakan kata yang berasal dari kitab kuno Negarakertagama. Dulu, kata Nusantara digunakan untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Kerajaan Majapahit (Kerajaan Hindu di Jawa yang kawasannya mencakup sebagian besar Asia Tenggara, terutama pada wilayah kepulauan).
Pada era modern, Nusantara hanya digunakan untuk merujuk ke wilayah kepulauan Indonesia secara khusus.
Nusantara dan Sumpah Palapa
Sumpah Palapa merupakan sumpah yang diikrarkan oleh patih Majapahit, Patih Gajah Mada.
Gajah Mada menyatakan dalam Sumpah Palapa: “Sira Gaja Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa. Sira Gajah Mada lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.”
Terjemahannya: “Dia Gajah Mada, Patih Amangkubumi, tidak ingin melepaskan puasa. Dia Gajah Mada. Jika telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Alasan Presiden memilih Nama Nusantara
Telah diberitakan, ada 80 nama yang disodorkan oleh para ahli untuk ibu kota baru Indonesia. Namun, Presiden memilih dan memutuskan nama Nusantara.
“Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu dan ikonik secara internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, Republik Indonesia, dan saya kira kita semua setuju dengan istilah Nusantara itu,” papar Suharso Monoarfa.