Foto: Cermati
Sejak tahun lalu, aset kripto ( cryptocurrency) telah menjadi daya tarik luar biasa. Status media sosial dipenuhi orang-orang kaya baru berkat imvestasi di Bitcoin yang sejak awal memiliki aset andalan ini. Anak-anak muda bergaya di medsos sambil memamerkan kekayaan mereka: rekenng di hape mereka dengan angka nol berderet 10 hingga 11 digit, mobil Ferrari, minum wine di atas jet yang disewa pribadi atau keluar toko di Paris dengan tas yang memenuhi tangan mereka.
Itu hanya untuk kalangan investor kakap yang bisa membeli aset Bitcoin seharga Rp 500 juta ke atas per keping. Masyarakat kebanyakan, juga nyaris sama, meski cara “ merayakan” di medsos berbeda.
Mereka ini adalah yang hanya bisa membeli koin kripto micin ( murah sekali) seperti Doge dan Shiba Inu. Harga Doge Coin yang tadinya hanya bernilai US$ 0,04815 pada 7 Mey 2015, mendadak naik menjulang tinggi di angka US$ 0,7376. Dogecoin telah memberi keuntungan pada pemegangnya sebesar 21,814% !
Begitu juga koin yang mengikuti jejak Dogecoin, Shiba Inu/SHIB. para investor yang hanya punya uang receh, membeli Shib dengan harga nyaris USD$ 0,00000001 pada 1 September 2020. Setahun kemudian, harganya melonjak di angka US$ 0,,00008845 atau telah memberi ROI ( Return Of Investment) sebesar 1,453,652% ! Semua orang pemegang meme anjing ini pesta besar saat itu.
Mereka yang beruntung – atau setidaknya dianggap untung, merayakan syukur dengan memborong barang-barang mahal dan sebagian diinvestasikan ke koin-koin kripto lain, dengan harapan, akan terjadi keajaiban yang sama.
Mereka keliru. Aset kripto ( cryptocurrency) adalah hutan belantara yang asing bagi banyak orang. Yang masuk mengira di hutan itu banyak pohon apel manis, seperti kata orang, akan kaget ketika bertemu dengan harimau atau ular.
Mari kita tengok sejarah dan perkembangan aset kripto di bawah ini:
BACAAN BERIKUTNYA >> UANG RAKYAT
