Detik-detik saat seorang perempuann yang menyulut penganiayaan dan gerombolan massa yang siap menghanbisi Ade Armandai di belakang, mengepung dan melakukan penganiayaan secara brutal, sadis dan barbar. ( Foto; Harian Mistar)
Will Smith ( Willard Carrol Smith II), seorang aktor tangguh, rapper bernilai jutaan dolar dan produser film, terpaksa menerima hukuman 10 tahun tidak boleh berada di lingkungan Academi Oscar. Gara-gara sepele; ia menampar presentar Oscar, Chris Rock di atas panggung, hanya untuk membela isteri yang tidak dinikahi Jadda, karena dijadikan bahan lelucon Chris Rock. Untuk diketahui, hampir semua presenter Oscar, selalu menjadikan hadirin – yang adalah kawan meeka- sebagai bahan lelucon untuk memeriahkan suasana. Namun emosi Will Smith telah mengalahkan nalar pikir sehatnya. Ia melakukan itu di depan kamera dan televisi seluruh dunia !
Hanya secuil kekerasan telah membunuh semua karakter terbaik dari Will Smith. Apalagi, saat itu ia menjadi Nominator Best Actor yang kemudian menerima Piala Oscar bergengsi para aktor dunia.
Berawal Dari Kebencian
Di medsos dan televisi, kita bisa melihat pameran kekerasan secara terbuka dan disaksikan semua mata dunia melalui kamera dan ponsel. Seorang dosen UI, Ketua Pergerakan Indonesua untuk Semua ( PIS) , kritikus sospol dan pegiatan media sosial, Ade Armando, dipukuli secara beramai-ramai, ditelanjangi di tengah massa saat demo atas nama mahasiswa dan rakyat.
Ditengerai, pemukulan yang dilakukan kepada Ade Armando, bermula dari status bersambung di medsos yang memang sejak awal mencecar seorang para pegiat sosial aktif yang tak mereka sukai, seperti Ade Armando karena telah menyatakan kebenaran dengan membuka borok orang-orang radikal dan mereka yang senantiasa berpikir dan berkata negatif terhadap pemerintahan. Termasuk kelompok yang disebut Kadrun ( Kadal Gurun), kelompok Islam garis keras yang mengibarkan panji-panji Khilafah baik dalam ujaran dan tulisan di medsos.
Ketika seseorang yang tampaknya bagian dari kelompok pembenci Ade Armando bernama SSAP alias MA – sesuai bukti screenshot di medsos- melihat sosok Ade pada pukul 15:35 sedang akan pulang di pinggir jalan, dari jarak agak jauh, ia melakukan selfie dengan Ade di latar belakang sambil mengirim status,” Tolong diinfokan ke massa aksi kalau si Ade Armando ada di depan Gedung DPR-MPR”.
Tak lama, pukul 15:40 seorang ibu-ibu mendekati Ade Armando bersama 2 teman kerjanya yang sedang meliput aksi, lalu memaki-maki dengan meneriakkan nama Ade Armando. Mendengar nama itu, tak lama kemudian, seorang pemuda dari belakang Ade, memukul dengan keras dan penuh kebencian yang mengena kepala Ade yang langsung pusing. Ade kemudian dilindungi temannya.
Tak berapapa lama ratusan orang, tiba-tiba bergerak mengepung Ade Armando dan Belmondo yang melindungi Ade, langsung melakukan penganiayaan. Seluruh tubuh Ade dipukul, ditendang, diludahi sambil berteriak memaki-maki. Beberapa orang kemudian menyeret tubuh Ada di aspal, menelanjangi Ade yang tak berdaya dan hanya pasrah menunggu nasib. Toh itu tak membuat para pengeroyok menghentikan aksinya. Malahan, tendangan dan pukulan terus menghujam ke tubuh dosen UI ini. Tak peduli teriakan stop atau cukup dari beberapa teman Ade Armando.
Merasa tak mampu melindungi Ade, anggpta Tim kemudian berlari mencari polisi agar Ade selamat dari pembunuhan. Polisi segera datang dengan kondisi seluruh tubuh Ade berdarah, memar dengan celana yang sudah terlepas dari tubuhnya. Sepertinya, mereka memang ingin menganiaya dan mempermalukan Ade sampai selesai. Polisi, kemudian menyelamatkan Ade dan dibawa ke rumah sakit.
Pikiran Sesat yang Tak Mampu Berdebat
Saya perlu menjelaskan adegan di atas, untuk menggambarkan betapa sadis, biadab orang-orang itu melakukan penganiayaan kepada sesama manusia, ( yang bahkan derajatnya lebih tinggi dari mereka), seakan sekumpulan anjing liar yang melihat mangsanya yang tak berdaya. Terlebih, penganiayaan itu dilakukan dengan sadar di depan wartawan, kru televisi dan semua orang yang memiliki ponsel serta merekam kejadian itu.
Tampaknya, amuk massa liar seperti ini yang selalu dipakai orang-orang tertentu untuk menyelesaikan perbedaan pendapat, ketika mereka tak mampu berdebat, untuk menyingkirkan yang tak sependapat. Mereka memang tak memiliki pendapat untuk didebatkan, sehingga satu-satunya kemampuan mereka adalah dengan membenci dan menghabisi orang yang tak disukai.
Anda bisa melihat itu di lapangan terbuka, di dalam gedung saat sidang terhormat, bahkan melalui medsos, dimana saat mereka tak mampu mengemukakan pikiran dan pendapatnya, orang-orang yang tak disukai langsung “ dibunuh”. Ada ratusan teman yang aktif di facebook, tiba-tiba dibuat tak berdaya alias akunnya dimatikan agar mereka tak bisa berbicara atau menulis lagi. Setiap membuka akun baru, dimatikan lagi. Ada sebuah tim besar mengatasnamakan Cyber Army yang melakukan itu bahkan direstui dan dibeayai institusi agama resmi.
Hanya dengan menampar saja, seorang aktor didenda 10 tahun dan disingkirkan dari panggung terhormat, maka orang-orang kriminal yang menganiaya Ade Armandao, layak diberi hukunan berat sekali hingga mereka benar-benar menyadari kelakuan mereka yang tak hanya sadis, bodoh dan liar, tapi 10 tahun penjara, rasanya juga cukup panas untuk mereka…
BACA LAINNYA
Barbar. Ade Armando Ditelanjangi, Babak Belur Dihajar Di Tengah Demo Mahasiswa
Hai Mahasiswa, Jangan Bawa-Bawa Nama Rakyat!
Will Smith Tanggapi Larangan Menghadiri Semua Acara Academy Selama 10 Tahun