Seide.id -“Siapa tidak mengasihi sesamanya, sesungguhnya orang itu tidak bahagia.”
Kredo yang sederhana, tapi menukik ke jantung hati. Sarat makna dan menginspirasi agar kita selalu mawas diri.
Bahagia, semua orang tentu ingin hidup bahagia. Tapi, sungguhkah kita bahagia? Jika belum, bagaimana kita menghidupinya?
Sesungguhnya, hidup bahagia itu sangat sederhana. Tapi tidak semua orang tahu caranya, dan mau melakukannya.
Hidup bahagia, ketika kita berani untuk berempati, peduli, berbela-rasa, dan berbagi pada sesama.
Hidup bahagia, ketika kita berani untuk mengalah dan mendulukan kepentingan orang lain.
Hidup bahagia itu suatu sikap yang harus dihidupi. Tidak datang secara ‘ujuk-ujuk’, sekonyong-konyong, tapi harus dilatih, dibiasakan, bahkan didisiplinkan agar mengakar kuat di hati. Sehingga kita jadi pribadi yang rendah hati dan mengasihi sesama.
Sesungguhnya, hidup bahagia itu tanpa syak wasangka pada sesama, bahkan tanpa prasangka.
Tanpa menilai, apalagi untuk menghakimi.
Tanpa tendensi, apalagi untuk menyakiti.
Tanpa iri hati, apalagi untuk membenci.
Tanpa mendendam, apalagi untuk membalas, tapi untuk mendoakan dan mengasihi.
Sesungguhnya, hidup bahagia itu,
ketika kita berani berpikir positif dan berprasangka baik pada orang lain. Kita mengambil hikmah dari sikap dan perilaku sesama agar hati ini tidak terlukai.
Bahagia itu pilihan, ketika kita berani menjauhi dan meninggalkan sifat ego sendiri. Tidak mudah, tapi kita diajak untuk mengendalikan diri dengan menciptakan suasana hati yang dilimpahi sukacita.
Kita menjaga hati dengan doa agar makin dekat dengan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Kita menjaga mulut dengan perilaku yang baik dan mengasihi sesama agar kita makin rendah hati.
Sesungguhnya, ketika kita berani mengasihi sesama, itu karena anugerah Allah agar semua makhluk hidup bahagia.
Saling mengasihi, hidup diberkati.
(Mas Redjo)