Penulis Jlitheng
Seide.id – Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan dari harta, penampilan fisik atau jabatan seseorang. Sebab, bahagia yang hakiki itu berasal dari hati. Bahagia bukan dicari tetapi diciptakan, karena dia itu berasal dari pola pikir kita sendiri.
Nyatanya, walaupun hidup ini bermasalah dan masalah itu seolah melekat dari saat ke saat, tapi, jika kita tetap berpikir positif dan tekun menjalani, kebahagiaan itu akan tetap di hati.
Contoh nyata.
Namanya AgS, disingkat saja ya. Suami ini dalam ukuran manusia biasa sudah lelah. Selain usia, dia sudah berpuluh tahun menjalani hidup bersama sang istri yang kini terbaring sendirian di RS, karena DM yang menderanya. Tekun merawat, menemani dan menguatkan istri untuk tetap bersandar pada kuasa Kasih Sang Pencipta.
Ndilalah, AgS itu kini harus isoman, dia terpapar Covid-19 yang memang setiap saat mengintai dalam setiap langkahnya. Yang membuat gundah di hatinya yakni istri yang terbaring seorang diri di RS. Sampai tulisan ini saya share, kabarnya belum ada yang menemaninya.
Apakah AgS termasuk suami yang bahagia? Dari perjalanan hidupnya kita dapat memetik hikmah, bahwa bahagia itu harus diciptakan, dijaga, dan dirawat setiap saat.
Apakah kita ini juga termasuk orang yang hidup bahagia?
Simak lima tanda orang bahagia menurut sains berikut ini.
Pada dasarnya, arti bahagia pada setiap orang berbeda. Fakta menariknya, dikutip dari PsychCentral, Survei Harris Poll of American Happiness pada 2017, saat ditanya, “Apa kamu bahagia?” hanya 33 persen orang yang menjawab “Ya.” Tentu ada banyak alasan yang mendasari jawaban tersebut.
Dari 33 persen yang bahagia itu ada jawaban yang sama:
Mereka tidak suka pamer bahagia agar diakui oleh orang lain. Maka mereka hidup lebih tenteram
Mereka tidak suka membanding-bandingkan siapa lebih bahagia. Oleh karena itu mereka cenderung terhindar dari rasa cemas. Makan enak dan tidur pun nyenyak
Mereka lebih suka berbagi sejahtera dengan sesama dalam senyap. Dengan cara itu mereka bersyukur kepada Sang Maha Pencipta dan merawat jiwanya.
Mereka itu umumnya suka belajar.Selain memelihara pikiran dan hati, supaya tetap dapat berbagi cahaya dengan orang lain.
Salam sehat dan lelah pun tak masalah, ada waktu untuk berbagi cahaya.