Seide.id – “Makin jauh dari komplain, hidup kita kian bahagia, Le.”
Nasihat itu adalah jawaban Ibu, ketika saya menanyakan rahasia wajah ibu yang selalu sumringah, cerah, dan bahagia. Nasihat yang sederhana, tapi maknanya dalam.
Jujur, sedari kecil hingga besar, dan bekerja, saya belum pernah sekali pun melihat Ibu dan Bapak cekcok atau berselisih. Bahkan terhadap anak-anaknya, Ibu tidak pernah marah. Jika ada anak yang berbuat salah, Ibu tidak menghakimi, tapi menunjukkan letak kesalahan itu dan mengingatkan kami agar tidak mengulangi lagi.
Begitu pula dengan Bapak yang wataknya keras. Padahal sejatinya lembut. Bapak hampir tidak pernah komplain pada Ibu. Apa pun yang dimasak oleh Ibu selalu dimakan dengan lahap dan nikmat.
Ketika saya bertanya pada Bapak, kenapa tidak berkomentar tentang masakan Ibu yang sesekali hambar atau keasinan, apa jawab Bapak?
“Le, Ibu sudah capai ngurus rumah dan bantu Bapak di toko. Jangan bebani pikiran Ibu dengan macam-macam. Lalu timbul salah paham. Lebih baik semua itu disyukuri dan dinikmati. Jika Ibu minta komentar soal masakan, ya, dijawab secara halus agar Ibu tidak tersinggung. Selalu bersyukur dan berterima kasih atas cinta dan perhatian Ibu pada kita, Le.”
Ketika saya hendak menikah, Ibu menasihati agar saya selalu belajar untuk mengalah dan mendulukan kepentingan istri. Menurut Ibu, hal itu modal utama meminimalkan konflik dalam keluarga. “Tidak mengedepankan emosi, tapi hati.” Jika terjadi konflik atau perselisihan jangan di depan anak-anak, karena hal itu meracuni, bahkan dapat timbulkan trauma pada anak.
Selain itu, apa pun persoalan dalam keluarga yang muncul harus segera diselesaikan secara tuntas. Jangan menunda dan membiarkan hal itu berlarut-larut agar tidak jadi borok, dan kronis. Jika bom itu meledak, dipastikan dahsyat. Akibatnya fatal, bahkan bisa juga pada perceraian, dan anak pun yang menjadi korban.
Sesungguhnya, maksud dan tujuan nasihat Ibu, bahwa tanpa komplain itu saya diminta berani menerima kenyataan hidup, sepahit apa pun, dan mensyukuri anugerah Allah.
Menjalani hidup ini tanpa komplain, sambat, mengeluh, menggerutu, dan membandingkan dengan orang lain. Karena aura negatif itu membuat suasana rumah tangga makin minus dan suram.
Sebaliknya, dengan selalu berpikir positif dan optimis, suasana rumah tangga makin cerah, semarak, dan dilimpahi sukacita.
Jangan lupa bahagia.
…..
Mas Redjo /Red-Jos