Pertukaran Pertunjukan
Menurut intuisi itu seni merupakan unsur ekspresi jang paling penting dalam budaja, bahkan sering djuga seni disamakan belaka dengan budaja, seperti jang terbukti misalnya pada penamaan “Misi Kebudajaan” bagi pengiriman rombongan penari² ke negeri tetangga, ataupun pada pertukaran pertundjukan kesenian antara Uni Sovjet dan Amerika Serikat jang dilakukan di dalam rangka “Cultural Exchange”.
Tanggapan populer demikian, sekalipun menundjukkan unsur jang tidak teliti dalam memisahkan pengertian², mengandung djuga inti kebenaran. Budaja memang lebih luas bidang lingkupnja daripada seni belaka, tetapi dalam fungsinja mengutjapkan pengalaman kemasarakatan dan kemanusiaan, senilah jang paling sanggup menjuarakan pengalamanitu dengan lebih langsung, menjeluruh dan lengkap. Ekspresi seni, apapun bentuk dan gajanja, adalah total, sekali gus dan tanpa sisa. Kehidupan budaja menemukan pada seni alat ekspresinja jang paling tepat dan utuh. Karena itu tidaklah amat djauh dari kebenaran, kalau timbul ketjenderungan pada masarakat ramai untuk mengidentikkan budaja dan seni.
Belum Layak Dinamai Intelektual
3
Yang menarik adalah kata-kata di alinea ke-2: Orang boleh tinggi tingkat kesarjanaannya dan sangat ahli di dalam lapangan pekerjaannya. Tetapi selama ia tidak punya minat ataupun peka kepada rangsang-rangsang budaya, ia belumlah berhak dinamakan intelektual. Di dalam masyarakat berbahasa Inggris, orang akan tercengang mendengar sebutan “intelektual” ditujukan kepada orang yang sama sekali tidak menaruh perhatian kepada perkembangan budaya bangsanya sendiri.
Setiap kali saya diminta memberikan penjelasan di hadapan lebih dari 3000 mahasiswa baru Institut Teknologi Sumatera (ITERA) tentang sistem e-learning ITERA, saya selalu menyempatkan untuk menegaskan kembali, apa sebetulnya tujuan penyelenggaraan pendidikan di Tahap Persiapan Bersama. Dan penekanan pada pentingnya seni-budaya, selalu saya sampaikan. Berikut apa yang saya sampaikan kepada mereka.