Seide. Jaringan internet 4G di daerah terpinggirkan mulai dirasakan masyarakat wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Operator selular yang semula semula menganggap daerah tersebut tidak menarik secara komersil, kini mulai merespon kehadiran BAKTI Kominfo di wilayah tersebut. Ada enam program yang dilaksanakan BAKTI, yakni pembangunan BTS, penyediaan satelit multifungsi, membangun ekosistem digital, penyiaran, palapa ring, dan penyediaan akses internet.
“Kondisi pandemi saat ini secara tidak langsung memberi hikmah tersendiri di sektor telekomunikasi. Yang pertama, momentum pandemi menjadi bukti keseriusan pemerintah atas tuntutan masyarakat terhadap pemerataan jaringan telekomunikasi dan langkah percepatan transformasi digital. Kedua, kita mengalami tantangan terberat diadopsi teknologi. Kita secara tidak langsung dipaksa untuk memahami dan dapat menggunakan teknologi agar masyarakat di daerah terpencil tidak tertinggal,” kata Danny J. Ismawan, Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah BAKTI.
Kehadiran internet di daerah 3T, bisa berdampak positif maupun negatif. Untuk itu BAKTI memberi edukasi agar masyarakat bijak dalam memanfaatkan teknologi. Ada empat sektor prioritas literasi digital yang dilakukan BAKTI, yakni pendidikan, UMKM, pariwisata, dan kesehatan. Pada sektor pendidikan, BAKTI menggandeng perusahaan teknologi Ruangguru untuk melakukan program Indonesia Teaching Fellowship (ITF) atau pengembangan kompetensi guru. Kerjasama ini kini telah memasuki tahun kedua. Tahun pertama periode 2019—2020 diikuti 206 guru dari wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat dan Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, sedangkan tahun kedua ini peserta 80 guru dan 80 siswa kelas 3 SMA dari Kabupaten Asmat, Papua dan Kabupaten Ende, NTT.
“Program pelatihan guru selama satu tahun ini meliputi kompetensi pedagodik, kompetensi mata pelajaran, kepribadian dan kepercayaan diri, sosial pengajaran, dan penggunaan teknologi untuk pengajaran. Guru yang ikut program memotivasi guru-guru lain dengan membagi pengetahuan tentang konten pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien. Sistem belajar menjadi makin inovatif. Kami juga menyelenggarakan ujian sekolah berbasis Android dengan menggunakan Google Form,” kata Amri Ilmma, Head of Public Policy Ruangguru* (ht)