Balada Ombak dan Pasir Pantai

Di pantai ini
Kawanan kepiting bingung
Lubang rumah.mereka sering tertutup
Sejumlah biota laut terkapar
lemas dihempas ombak ke pasir
Suara ombak jadi parau
Melodi pasir pantai fals
Lagu alam tak menentu
Lantaran semakin tersumbat aneka sampah.

Di pantai ini
Ketika musim hujan tiba
Sungai dan muara datangkan juga sampah dari gunung dan kampung
sampah dari pemukiman dan kota
berbondong-bondong menuju laut dan sebagian dihempas ke pelataran dada pantai
tapi terbanyak ke dasar laut
Menjadi polusi dan racuni perut samudera.

Di pantai ini
Cerita duka Ibu Samudera dikisahkan berhari-hari
Kisah kesombongan manusia dipaparkan
Dari limbah industri dengan aneka kimia beracun hingga banjir plastik yang semakin menjadi
Ibu Samudera terus merintih
Bapak Langit sudah mendengar dan marah
Putra-Putri Ombak semakin serak parau bernyanyi
Jemari pantai semakin kaku mainkan alunan musik
Bencana ini terus terjadi
menggugat kesadaran insani
Namun,
hanya segelintir yang peduli.

Di pantai ini
Para nelayan kecil membuang kail dan jala
tidak semudah zaman lampu
mendapatkan ikan segar untuk rezeki
Sering jala dipenuhi plastik saat ditarik
dan perut ikan penuh sampah plastik
Namun,
perutnya dibuang dan dagingnya terpaksa dimakan atau dijual
Pelan tetapi pasti
racun kembali kepada manusia yang menabungnya di laut sebagai sampah
Balada ombak dan pasir pantai
Duka lara Ibu Samudera
Kisah kebodohan dan kesombongan manusia Milenial terus dirayakan
Entah sampai kapan.