Baliho Louis Vuitton yang Menyakitkan Rakyat

Oleh MAS SOEGENG

Benar-benar bergaya. Kemarin, tersiar kabar, baju dinas anggota DPRD Kota Tangerang diumumkan akan memakai empat merk terkenal. Yakni untuk pakaian dinas harian ( PDH) memakai merk Louis Vuitton, untuk pakaian sipis resmi ( PSR) memakai merk Lanificio Di Calvino, untuk pakaian sipil harian memakai Theodoro dan untuk pakaian sipil lengkap dilih merk Thomas Crown. Tak ada merk Indonesia karena mereka merasa tak ada kebanggaan.

Saya tidak mengerti siapa yang punya ide sinting seperti ini. Tetapi dari sini saja sudah tampak ketidakpekaan mereka terhadap kondisi masyarakat Indonesia – terlebih Tangerang- saat ini. 

Louis Vuitton ? Rapat saja para anggota DPRD lebih banyak tidur, kok mau memakai baju bermerk yang sekali laundry sepasang pakaian itu dihargai Rp 180,000. Bisa-bisa mereka akan minta tambahan anggaran lagi untuk laundry. Pokoknya setiap gagasan usulan anggaran atau kegiatan adalah bagaimana mereka bisa mengeruk duit rakyat sebanyak mungkin, sesuka mereka. Untuk ASN, Wakil rakyat, pesta tak pernah selesai tak peduli negara dalam kondisi apapun. 

Lagian, bagaimana mereka bisa pamer baju kalau saat ini pergerakan orang dibatasi, sehingga mereka tak bisa berkeliling memamerkan baju kebesaran merk ternama itu. Sayapun berani taruhan, para anggota yang konon terhormat itu ketika memakai seragam bermerk tak bisa mengucapkan dengan benar, andai rakyat bertanya merk apa yang mereka kenakan. 

Coba minta para wakil rakyat itu mengucapkan Louis Vuitton (LV). Pasti lidahnya terpeleset. Paling bacanya ‘ luis vitton” dengan congor yang melenceng. Mereka akan kalah baca dengan anak muda yang bisa mengucapkan dengan benar Louis Vuitton dengan ‘Lui vitong”. Sebagai catatan buat anggota dewan, dalam bahasa Prancis, huruf “s” di akhir kata diucapkan samar dan huruf “n” di akhir kata dilafalkan “ng”. Ngerti mereka ? 

Sama tidak mengertinya mereka tentang penderitaan rakyat di tengah pandemi ini. Bayangkan, rakyat yang untuk antri vaksin saja harus berdesakan, berkeringat dan membahayakan mereka terpapar covid, wakil rakyat dengan garangnya turun dari Mercy, memamerkan baju Louis Vuitton dengan monyong mencela-mencle karena tak becus baca merk intelek, langsung minta perlakuan khusus vaksin dengan booster khusus.

Lebih menyakitkan lagi, antri vaksin di terik matahari itu hanya berteduh di bawah baliho para wakil rakyat yang sungguh tidak peduli suasana. 

Baliho dengan pesan apapun tidak menunjukkan keberpihakan pada rakyat jika yang pesannya jauh dari jangkauan mereka. Apa koneksinya coba antara rakyat yang sedang butuh vaksin, dan lapar dengan pesan kapak sayap bhineka atau kerja, sementara mereka tak pernah turun di jalanan bertemu masyarakat. Apalagi tergerak membantunya. Sedang presiden malam-malam membagi sembago kepada rakyatnya saya mereka acuhkan.

Bisa jadi, mereka yang genit menampangkan diri di Baliho tidak peduli itu mempersonifikasi diri mereka dengan foto atlet Olympiade Tokyo seperti Alicia Schmid, Alex Morgan, Ellie Carpenter, Leticia Bufoni atau Zehra Gunes asal Turki yang memang cantik itu. Mengira wajah para wakil rakyat itu enak dipandang seperti wajah para atlet Olimpiade.

Cobalah beri para wakil rakyat itu bacaan yang bermanfaat. Orang tak pernah percaya bahwa seorang wakil rakyat atau pemimpin mengenakan baju bermerk atau baliho motivasi, sementara kelakuan dan pikiran mereka seperti sampah. Berserakan tak ada yang memungut sebab tak ada manfaatnya. 

Seorang pemimpin yang baik tak perlu banyak bicara, memungut sampah yang berserakan, lalu menjadikannya kompos yang bermanfaat bagi banyak orang. Itu pemimpin rakyat sejati. Rakat tak pernah beretanya merk baju mereka, kecuali pikiran mereka sudah mulai tidak benar………

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.