Seide.id – Tak perlu gusar, apalagi terpancing marah saat mendapat balita “merusak” dengan membongkar mainannya, semisal mobil-mobilan atau mempreteli bonekanya. Sangat wajar kok. Tindakan ini dilakukan karena didasari rasa ingin tahu anak yang begitu besar. Di dalam benaknya dia berpikir, “lho kok mainanku ini bisa bergerak maju mundur dan berputar ya?
Bagaimana cara mobil atau kaki dan tangan boneka ini bergerak sendiri? Apa sih yang ada di dalamnya?” Maka jadilah ia membongkar mainannya lantaran rasa ingin tahu tadi.
Memang setiap anak adalah pribadi unik. Ada yang lebih suka membongkar-bongkar mainan, sementara anak lain lebih sering bertanya mengenai aneka peristiwa di sekitar kehidupannya.
Misal, mengapa rambut nenek putih semua, mengapa kakek tua ompong alias tak punya gigi. Atau kenapa kita bernapas, mengapa ada kuku di setiap jari, dan lain sebagainya.
Orang Tua Mendampingi
Orangtua justru amat disarankan untuk memfasilitasi anak saat ia terlihat hobi membongkar-bongkar mainannya. Kalau usianya sudah 5 tahunan, tentu anak sudah lebih bisa diajak bekerja sama.
Saat anak membongkar mainan, contohnya, dampingilah, agar anak bisa diarahkan bagaimana membongkar dan memasangkannya kembali. Namun memang ada mainan yang sekali bogkar tak bisa dirakit kembali.
Kalau mainan seperti itu yang dimiliki, tak ada cara lain selain orangtua perlu merelakan uangnya. Anggap saja uang yang dikeluarkan untuk membeli mainan merupakan biaya untuk “menyekolahkan” anak hingga ia bisa leluasa bereksperimen.
Ingat lho Bu/Pak, bagi anak usia balita, pengalaman sangat dibutuhkan. Melalui pengalaman dan berbagai bentuk aktivitas, kreativitas, inisiatif dan imajinasi anak tidak ditindas, melainkan justru kita kembangkan. Lagipula rasa percaya diri anak akan tumbuh dengan baik karena ia merasa idenya begitu dihargai, tidak dianggap sepele. Pada prinsipnya, it’s oke sepanjang mainan tidak rusak karena sengaja dirusak dengan cara dibanting atau diinjak.
Cara lain adalah dengan mengenalkan anak pada jenis mainan yang memang diciptakan khusus untuk bisa dibongkar pasang.
Jadi anak dapat merakit sendiri mainannya. Ada banyak pilihan untuk jenis mainan ini, tak harus yang bermerk yang harganya luar biasa mahal.
Melalui alat permainan bongkar pasang, anak dapat berkreasi dengan bebas. Sekaligus tak mudah merasa bosan, karena mainan jenis ini memancing imajinasi dan kreativitas anak yang tiada habisnya.
Mengajak atau melibatkan anak secara langsung untuk memperbaiki sepeda kecilnya, motor-motoran atau mobil-mobilan dan boneka kesayangannya yang mengalami kerusakan ringan dapat dijadikan sebagai salah catu cara untuk menyalurkan minat dan rasa ingin tahu anak.
Tentunya aktivitas ini haruslah dengan pendampingan dan pengawasan orang dewasa. (Puspa) – nakita