Sekarang, saat bank buka, bukan perkara mudah untuk mengambil tabungan sebesar 20.000 Afganis, sekitar 3,3 juta, saat ia bertugas sebagai tentara Afganistan, antrean panjang sekali, itu berarti butuh beberapa hari lagi untuk menginap.
Rabu 25/8 kemarin, pagi-pagi ia sudah mengantre di depan bank, namun sampai pukul 10.00 Massoud masih tertahan di luar gedung.
Saat sebagai tentara, Massoud berkisah, “beberapa kali kami mengalami keadaan bahaya. Kami bertempur tanpa mendapat suplai air dan makanan. Ketika pemerintah memutuskan untuk mundur, kami pun mundur tanpa sempat mengambil uang di bank” katanya. Maka, ketika tahu banyak pejabat tinggi Afganistan malah kabur ke luar negeri ia sangat kecewa dan marah.
Abdul, juga anggota militer Afganistan yang selama ini bertugas menjaga keamanan ibukota, berpendapat dengan penuh kerisauan, “kini Taliban sudah berkuasa, mereka sekarang yang bertanggungjawab atas keamanan, saya khawatir ini antrean saya yang terakhir di bank untuk mengambil gaji!”
Kedua bekas tentara ini sekarang bingung bagaimana menghidupi keluarga mereka bulan depan karena mereka kini praktis menganggur.
Janji manis Taliban
Menghadapi situasi tak menentu, para pengantre di halaman bank mengatakan, dalam kondisi sulit saat ini mereka bisa saja meminjam uang pada kerabat tetapi tentu tak bisa terus menerus.
Semua sedang sulit. Banyak tempat usaha swasta tutup menusul berkuasanya Taliban.
Perintah Taliban agar kantor pemerintah segera bisa dibuka kembali termasuk terlambat. Minggu lalu seorang pejabat Taliban berjanji, Lembaga Keuangan Afganistan tetap akan memberi gaji para pegawai negeri untuk bulan depan, namun banyak orang pesimis akan janji manis ini.
Bank bagai airport
Seorang pegawai Kementrian Keuangan yang tak mau disebutkan namanya berterus terang kalau ia sudah tidak ngantor selama 10 hari, namun tak ada yang mencarinya, “saya tidak tahu kehadiran saya masih dibutuhkan atau tidak”
Hari Senin lalu Taliban telah menunjuk Mohammad Idris sebagai pejabat sementara Bank Central Afganistan, namun untuk memulihkan semua kepercayaan nasabah agaknya masih butuh waktu yang lama.
Antrean di bank semakin hari semakin panjang. Berdesakan, kaca di bank pecah. Warga lalu berseloroh, kondisi bank kini sudah seperti jalan menuju airport, lokasi warga afganistan yang hendak menyingkir ke luar negeri, sama padatnya, sama kacaunya. (gun –AlJazeera)