Seide. id – Kecerdasan setiap orang pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik diturunkan dari kedua orangtua sehingga mustahil untuk diubah.
Sedangkan faktor lingkungan dikenal dari faktor asuh, asah dan asih. Faktor lingkungan inilah yang bisa dioptimalkan. Asuh terdiri dari aspek penyediaan pangan, sandang dan papan; asah adalah aspek stimulasi; dan asih adalah kasih sayang. Jadi aspek gizi merupakan salah satu dari faktor utama tad
Lantas mengapa menyusui atau memberikan ASI dikaitkan dengan kesehatan dan kecerdasan? Pertama, ASI sendiri memang diciptakan untuk anak manusia, sehingga komposisinya paling sesuai untuk tubuh manusia. Tak heran kalau para produsen susu formula berlomba mengubah susu sapi agar semirip mungkin dengan komposisi ASI. Nyatanya sampai saat ini belum ada yang berhasil merekayasa living factors, yakni faktor kekebalan yang terdapat di ASI. Faktor penting yang tak tergantikan inilah yang menyebabkan bayi mengonsumsi ASI menjadi lebih kuat terhadap serangan penyakit.
Kedua, bayi yang mendapat ASI dengan benar, selain beroleh faktor nutrisi yang prima, juga akan mendapatkan faktor asih. Yakni cinta kasih ibu yang diekspresikan dengan memeluk dan mengusap-usapnya dengan lembut saat menyusui.
Serta asah, yakni stimulasi yang didapatkan bila ibu berkomunikasi dengan bayinya selama menyusui. Misalnya, sambil bersenandung atau bercerita. Hal inilah yang membuat bayi yang mendapat ASI menjadi lebih cerdas. Jadi, saat menyusui/memberikan ASI, memang sangat dianjurkan untuk menyertakan kontak dengan si bayi.
Lantas bagaimana jika ibu tidak beruntung dapat menyusui si kecil? Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa ASI memang tidak cukup yang bukan karena kesalahan teknik menyusui. Jika karena ketidakmengertian/kesalahan teknis saat menyusui, ibu perlu berkonsultasi pada dokter anak atau bidan terdekat.
Namun jika benar tidak mencukupi, pelajarilah pemberian PASI (pengganti ASI berupa susu formula) dengan cermat. Dari menentukan jenis PASI yang akan diberikan, mencermati komposisi PASI yang harus tepat sesuai usia bayi. Serta kebersihan saat penyiapan maupun pemberiannya harus sedemikian teliti guna mencegah terjadinya infeksi akibat botol susu maupun peralatan untuk menyiapkan yang kurang terjaga kebersihannya. Yang juga penting, PASI harus diberikan sebagaimana ibu memberikan ASI. Yaitu dengan memaksimalkan faktor asah dan asih. (Puspa – nakita)