Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan terlupakan semasa pademi covid19. Pengawasan di pesantren yang tertutup dipertanyakan.
Seide.id – Sedikitnya 13 santri perempuan menjadi korban kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan HW, pengampu suatu pondok pesantren di Bandung, Jawa Barat, sejak 2016 hingga 2021. Laman BBC Indonesia melaporkan.
Menurut BBC, para santri yang menjadi korban kekerasan seksual rata-rata berusia 13-16 tahun, dengan beberapa di antaranya telah melahirkan bayi. Bahkan, salah satu korban telah melahirkan dua anak.
Kasus itu pertama kali dilaporkan kepada kepolisian Mei silam, namun baru diketahui publik ketika sidang ketujuh dengan agenda mendengar keterangan saksi di Pengadilan Negeri Bandung, Selasa lalu (07/12).
HW, pemilik dan pengurus Pondok Tahfiz Al-Ikhlas, Yayasan Manarul Huda Antapani dan Madani Boarding School Cibiru dituduh telah melakukan pemerkosaan terhadap anak-anak di bawah umur.
Dalam ulasan sebelumnya, laman BBC menulis, upaya pencegahan kekerasan pada anak disebut “terlupakan” selama pandemi Covid-19 merujuk pada meningkatnya kasus kekerasan yang mencapai 11.200 lebih pada tahun 2020, lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Tapi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menampik anggapan itu dan justru menilai peningkatan itu berarti pihaknya berhasil mendorong masyarakat untuk ikut terlibat dalam melaporkan kasus kekerasan pada anak sehingga tidak lagi ditutup-tutupi.
Salah satu kasus yang menjadi perhatian publik, yakni dugaan pemerkosaan dua anak kecil oleh tujuh pelaku yang merupakan keluarga dan tetangga korban di Padang, Sumatera Barat, sedang ditangani kepolisian. Mereka terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sepanjang Januari – September 2021 menerima 5.206 laporan kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan secara langsung maupun online.
Dari angka itu, pelaporan kasus kejahatan seksual sebanyak 672 kasus. KPAI menyebut data yang tidak terlaporkan bisa dua hingga tiga kali lipat lebih besar. – BBC/Dms.