Plastik sekarung.
Apakah kita pernah mengangkat?
Ringan atau berat?
Jawaban yang satu dengan yang lain tentu tak sama. Ketika biasa mengangkat beban, kita menjawab ringan. Sebaliknya yang belum pernah mengangkat, kita menjawab berat.
Begitu pula dengan hidup.
Berat-ringannya beban hidup itu tergantung kita sendiri yang mengangkat & menjalaninya. Cara mengangkat beban yang benar juga mempengaruhi berat yang sesungguhnya. Cara yang salah itu suloyo, karena otot tubuh kita bisa terkilir.
Sama halnya kita dalam melihat persoalan hidup. Dengan cara & dari sudut mana kita mengelola, mengurai, & menyelesaikan setiap persoalan.
Ketika kedepankan ego, persoalan yang ringan berasa sulit & berbelit. Kita mudah mengeluh, menyalahkan orang lain, bahkan terkadang membuat kita melepaskan tanggung jawab. Dan cuci tangan.
Begitu pula bagi yang berasa kuat, mampu, & hebat sendiri, kita sering kali meremehkan, menunda, atau menumpuk pekerjaan yang tanpa sadar kita membuang waktu. Persoalan jadi membelit pikiran sendiri. Bekerja pun asal-asalan sehingga hasilnya juga ala kadarnya.
Sebaliknya, orang yang merasa memiliki & bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri itu tak pernah remehkan persoalan atau pekerjaan yang ditugaskan pada dirinya, dan dianggapnya sebagai beban, tapi kewajiban yang harus diselesaikan sebaik mungkin.
Apapun persoalan hidup yang mendatangi kita itu kudu dilihat secara obyektif. Semua persoalan punya nilai bobot yang sama untuk dikelola & diselesaikan sebaik mungkin.
Banyak menutut pada orang lain itu tidak masalah asalkan mampu menunjukkan hasil & kualitas kerja kita. Bukan sebaliknya, kita malah mempermalukan diri sendiri.
Lebih bijak kita bekerja dengan rendah hati, tapi menunjukkan bukti.
Tak ada persoalan yang memberatkan jiwa, ketika kita menyelesaikannya dengan bijaksana.
Tak ada seorangpun mencapai sukses, jika dikerjakan sendirian. Sejatinya, sukses itu kerja tim, & yang utama karena anugerah Tuhan! (MR)