Foto : Priscilla du preez / Unsplash
Penulis : Jliteng
Dari sekian banyak falsafah atau pedoman hidup Jawa yang saya warisi dari orangtua saya adalah empan papan yang terkesan sederhana namun mengandung keluasan dan kedalaman makna luar biasa paripurna.
Ungkapan empan papan adalah kearifan tradisional dalam falsafah Jawa yang bermakna sikap atau laku perbuatan seseorang yang pandai menempatkan diri pada saat dan kondisi yang tepat. “Makin pandai seseorang menempatkan diri, makin baik kualitas relasi sosial yang diraih, yakni hidup bersama yang makin tenteram dan damai.
Pada hakikatnya empan papan merupakan suatu bentuk pedoman membawa diri dalam kehidupan sosial mulai dari rumah tangga, ekonomi, marketing, pendidikan, politik sampai agama.
What if (andai kata) kita tahu dan ngeh bahwa tiap pribadi dewasa, menurut majalah science, mengucap 17.507 kata tiap hari, yang di era digital ini tak hanya dinyatakan lewat mulut, tapi juga tulisan, niscaya akan menimbang, berapa banyak yang positif dan berapa banyak yang merendahkan, melukai dan menyakiti orang lain…
What if (andaikan saja) semua menerapkan empan papan dalam hidup hariannya, kita dapat berharap hidup tentram menyemati hati ini, apapun pergumulan yang sedang kita hadapi.
Salam sehat dan tak lelah berbagi cahaya.