Foto : Ingo Kramarek/Pixabay
Ketika ada kepekaan dan kesadaran akan diri pribadi, maka akan semakin terbuka jalan menemukan dan memaknai aneka keajaiban dalam diri, dalam sesama dan di alam semesta ini.
Dibandingkan dengan banyak keterbatasan diri, aneka masalah memenuhi kebutuhan, adanya tantangan kehidupan, maka ada jutaan alasan untuk tersenyum karena berterimakasih serta bersyukur atas hal positif yang diterima. Hidup dan segenap alam semesta adalah berkat untuk disyukuri. Dengan mata kesadaran dan kejernihan nurani jiwa, ada banyak pesan berharga dalam setiap detik kehidupan. Saya coba mencatat dengan sajak:
Ayat-ayat Kidung Hari
Terlelap dalam pelukan gulita
malam pulihkan jiwa raga
kesadaran dirangkul selimut malam
rindu damba berkelana diam
harapkan sejuta mimpi
entah kisah bulan bicara
entah candaria bintang
entah cerita alam gaib
Raga pasrah pada kodrat
Ayat-ayat hukum alam
dicatat untuk pribadi
Sang cahaya belai raga
bangunkan kesadaran sanubari jiwa
segera kembali tinggalkan kelana
agar mengukir langkah nyata
sambut pagi cerah ceria
Buka mata dengan doa
tarik nafas dengan cinta
Syukur masih diberi hidup
melukis ayat-ayat karya
di atas kanvas realitas
agar waktu warna-warni
karena ada kasih sayang
karena ada cinta persaudaraan
Siang malam silih berganti
kesadaran pergi datang
jiwa raga digerakkan energi
meramu suka duka pribadi
Dengan ayat-ayat syukur
Dengan bait-bait terimakasih
Dengan warna-warni karya
Dengan lukisan amal makna
Kidung harkat martabat pribadi
Nyanyian amanah kodrati
Pribadi jasmani rohani
utusan Ilahi di atas bumi
Ayat-ayat kidung hari
Tulisan setiap diri pribadi
lukisan setiap sosok insani
Berziarah dalam ruang waktu
memilih dan memilih keputusan
merajut suka duka pengalaman
Berjuang melahirkan jawaban
atas seribu tanya kehidupan
Dalam tarian abadi semesta
dalam musik lestari buana
dalam pesona rindu damba
dalam paradoks misteri fakta
pribadi manusia di dunia
Silih berganti ada terjadi
dari generasi ke generasi
Mengenang Sosok Seorang Pelayan Sahaja – Menulis Kehidupan 296