Belajar Bangkit dan Menang pada Mangrove, Menulis Kehidupan -121

Bangkit, bangun dan berjuang berjalan lagi menata diri, memberi makna pada kehidupan pribadi di tengah sesama dan alam ini, dan secara khusus di hadapan Sang Pencipta yang diimani; adalah sebuah perjuangan sepanjang hidup.

Hidup adalah perjuangan memikul salib pribadi, seperti sebuah pertandingan lari maraton menuju garis finis, sehingga merebut mahkota kemenangan akhir.

Beberapa hari ini saya sempat ke pinggir pantai, dekat muara sungai, maka saksikan mangrove yang makin berkurang. Juga lihat tunas-tunasnya saat pasang surut. Lalu, menjadi renungan dan kutulis dalam sajak: Pesona Dinamika Realitas yang berisi dua sajak yakni Tunas Muda Mangrove dan Sahaja, Ada dan Terjadi


  1. Tunas Muda Mangrove

Tunas-tunas Mangrove
Tumbuh dan berdiri tegak
antara lautan, air payau, pasir pantai, muara, rawa dan daratan
Rasakan pasang surut
alami direndam pasang naik
Hidup di hamparan rawa
Juga banjir dari sungai dan pegunungan
membawa sampah dan lumpur daratan
dengan tulisan nama jemari para pembuatnya

Tunas-tunas mangrove
Terendam melerai lumpur
menukik membelah karang
Tegar diterpa gelombang arus lautan
Bersabar dikerubuti aneka sampah daratan
agar tumbuh menjadi pohon hijau
tahan angin sebarkan kesejukan

Tunas-tunas Mangrove
Hutan di batas pantai muara, rawa dan lautan
Laskar pejuang tangguh menjaga ekosistem dan paru-paru lingkungan
Pemberi hidup margasatwa dan oengatir ekosistem
Meski
banyak tangan jahil membabat
akal tak waras menebang
demi kenikmatan sesaat
atau keterpaksaan karena nasib warisan kemiskinan
sekedar untuk jualan kayu bakar agar bisa membeli beras hari ini

Tunas-tunas mangrove
ibarat generasi muda penerus bangsa
seperti anak-anak pewaris negeri
Menggeliat tumbuh menerjang zaman
antara generasi tua dan anak cucu nanti
antara masa lalu dan masa depan
antara harapan dan tantangan
antara kematian dan kehidupan
di tengah hukum alam dan ketamakan manusia
yang sering merusak dan tidak tahu terimakasih
Generasi muda adalah
tunas-tunas mangrove
di tengah samudera digital milenial

2.
Sahaja, Ada, Terjadi

Buih ombak
diantar gelombang
memecah…
di pasir pantai
Terjadi….
Ada lestari

Pasir tak belajar
untuk dihempas buih ombak
Buih ombak
tak belajar digulung gelombang
Gelombang samudera
tak belajar dibawa arus
dan digiring angin
Samudera lautan
tak belajar menjadi asin

Semuanya sahaja
Hanya terjadi dan ada
seperti huruf digabung
menjadi kata-kata
Ada makna arti
dalam simbol huruf kata
terjemahkan rasa
patrikan getar nurani jiwa

Lalu
kita rayakan kehidupan
seperti pasir pantai
bertemu buih ombak

Lalu
kita buat sajak puisi
seperti asinnya laut
dan sepoi angin lembut
membelai pesona senja

Lalu
rebahkan raga dalam gulita
lepaskan damba meraih bintang
dan kunang-kunang menari
sibak misteri malam kelam
singkap pesona kidung waktu

Sederhana
Sahaja
Ada dan terjadi
dengan makna arti
tetap misteri

Simply da Flores
Harmony Institute