Belajar Memahami Para Perusak Harmoni Menulis Kehidupan -58

Dalam kehidupan ini sejatinya setiap insan merindukan harmoni, damai. Hidup dibutuhkan aman tentram, sehingga semua orang berkewajiban menjaga hak orang lain. Harmoni itu ibarat pesona purnama. Lalu, karena ada kabut dan awan hitam pekat menghalangi, maka pesona wajah purnama tak dapat dinikmati dan disyukuri. Ada perusuh dan perusak harmoni, entah individu dan sekarang kelompok dan organisasi. Mereka menjadikan diri Tuhan atas sesama dan Tuan atas alam semesta, pemilik kebenaran tunggal. Bahkan Sang Pencipta pun diatur dan ditolong mereka. Kutulis refleksi tentang hal ini dalam sajak berjudul: Prahara Purnama Februari 2022.

Setelah mengantar senja pergi
Kurebahkan badan di pasir
berbaring lepaskan penat raga
Sambil kepiting berlari lincah
saksikan ombak membelai pasir
harmoni yang tak pudar
Kerinduan kodrati insani sadar
akan relasi saling membutuhkan
hubungan saling melengkapi
karena tercipta berbeda-beda
pribadi, suku, budaya
adat, keyakinan dan agama dan bangsa

Seribu dupa mengepul
dari pelataran candi kuil
Sujud doa sesaji sembah
Jiwa sahaja mengucap syukur memuji keagungan Sang Pencipta
dalam pesona wajah purnama
pada bulan Februari 2022
Namun
Wajah Purnama tak kunjung nampak mempesona mata dan jiwa yang rindu damba
karena
wajah purnama malam ini
tertutup awan hitam pekat
Sesaji sembah ditendang penjahat
yang haramkan ritual adat
katakan dirinya paling hebat
penguasa agama dan dunia
penjamin rahmat dan sorga
bahkan pembela Sang Pencipta
Allah yang Maha Kuasa
Allah yang Maha Perkasa

Angin pantai makin keras
Ombak pun marah mengganas
Kubangun dan tinggalkan pantai
kecewa tak saksikan purnama
Kupulang membawa rindu damba
Ada prahara melanda dunia
iri dengki nafsu kebodohan
menguasai nafsu dan nalar
meracuni kesadaran dan nurani
pribadi dan kelompok egois
Mengganggu harmoni insani
merusak nilai adat budaya
mengotori relasi jiwa nurani
warisan leluhur dalam tradisi

Ada prahara melanda purnama
awan pekat terus mencekam
kabut hitam terus menutup
Wajah purnama bulan februari
meskipun sejuta nurani menanti
dengan doa dan sesaji
dengan asap dupa mewangi
doa dari jiwa nurani

Dalam kehidupan ini terjadi
pribadi dan kelompok keji
yang merasa diri suci
yang ikuti nafsu egois
yang gelap jiwa nurani
yang buta nilai sejati
yang abaikan nalar berbudi
merasa berhak menghakimi sesama
yakin berkuasa haramkan budaya
sombong mengatur Pencipta
Agungkan diri pemilik kebenaran
Muliakan pribadi penguasa dunia
Proklamirkan dirnya Tuhan atas semua manusia dan semesta dunia

Sang Pencipta Maha melihat
setiap pribadi dimana pun
Hyang Agung Maha Mengetahui
diri manusia kapan pun
Sang Maha Adil menghakimi
setiap perbuatan manusia
Sang Maha Bijaksana membalas
setiap tingkah laku insani
Purnama tetap ada berseri
sesuai waktu dan musimnya
meski ada awan hitam
menghalangi dan menutup pandangan mata.

(Simply da Flores
Harmony Intitute)