Belajar Menggapai Makna Upacara Nyepi – Menulis Kehidupan 84

Tanggal 3 Maret 2022 bertepatan dengan Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali, dalam Tahun Baru Caka 1944. Kagum dan ingin mendapatkan makna Upacara Nyepi itu, saya tuangkan dalam sebuah sajak dengan judul Menggapai Makna Nyepi di Pulau Dewata.

Cahaya senja melangkah ke tepi
samudera
Gemerincing upacara mengalun dari pelataran pura
Aroma wangi dupa disebar sepoi angin
Persiapan Ogoh-ogoh menyambut gulita
segera akan ada pawai
Kelana nalarku penuh kagum
ikut larut dalam pawai waktu
rangakaian upacara Nyepi di Pulau Dewata.

Sahabatku membagi makna Catur Brata dalam rangkaian upacara Nyepi
di Bumi Seribu Pura
agar dahaga nalarku disegarkan Tirta Suci
agar lapar dambaku dikenyangkan lungsuran sesaji
Nurani jiwa yang berdoa
sujud sembah para Dewata
hening samadhi menggapai singgasana Sang Hyang.

Amati Geni
Tak ada api dinyalakan dalam saat Nyepi
kobar bara emosi dipadamkan
Sampah dan onak duri pikiran dibersihkan
agar nurani jiwa hening samadhi
menggapai jati diri
di tengah alam ini dan sesama saudara insani
dengan sembah doa sesaji.

Amati Karya
Istirahat dan tidak melakukan pekerjaan fisik sehari-hari
agar kesadaran nalar merawat raga dan rasa
mengarahkan nurani jiwa dalam ketenangan
sujud samadhi meruwat pribadi
sehingga harmoni diri, dan keselarasan dengan sesama, alam semesta, leluhur, dan segenap penghuni alam gaib tercipta
Dan menebar wangi dupa syukur kembang terima kasih kepada para Dewata
Menggapai singgasana Keheningan Sang Hyang Agung.

Amati Lelungan
Tidak bepergian kemana-mana untuk keperluan sehari-hari dan ke tempat jauh agar seluruh pribadi bermeditasi hening samadhi
dalam sembah doa sesaji
Kesibukan hidup dengan aneka hingar bingar untuk memenuhi kebutuhan diistirahatkan
Agar diri pribadi masuk ke dalam kesadaran dan nurani jiwa berintrospeksi serta mengevaluasi diri
di hadapan Sang Hyang Agung
Pemilik Semesta.

Amati Languan
Tidak menikmati berbagai kesenangan raga dan rasa agar pribadi khusuk bersamadhi mengheningkan kesadaran nalar dan nurani jiwa
menyadari ketergantungan dan kemutlakan relasi diri dengan sesama, alam jagat raya, leluhur dan para Dewata
Di hadapan Sang Hyang Maha Sempurna

Catur Brata dalam rangkaian Upacara Nyepi
Menyelaraskan segenap penghuni Bumi Seribu Pura dengan diri pribadi, sesama saudara, alam semesta, para leluhur, dan segenap Dewata dalam tarian abadi Keagungan Sang Penari Agung
dalam lembaran waktu kehidupan selanjutnya
Bukan saja untuk Pulau Dewata
tetapi juga untuk seluruh bangsa dan dunia

Catur Brata dalam Penyepian
membawa pesan harmoni semesta untuk kita semua
segenap manusia
Dalam sepi sunyi gulita
diam samadhi hening
dengan kekayaan makna rangkaian upacara Nyepi
Keheningan kesadaran dan nurani jiwa difokuskan
agar harmoni diri dihasilkan untuk bersujud doa di pelataran singgasana Sang Maha Hening
dan mendapat energi sejati untuk kehidupan pribadi dalam lembaran waktu selanjutnya.

Catur Brata Penyepian
dalam hening samadhi pribadi
mendambakan berkah Ilahi untuk setiap insani
Menjadikan kualitas diri pribadi
Menghasilkan damai di bumi
Membawa berkat makna arti
Membagi kasih sayang kodrati
sehingga kehidupan bersemi mekarkan kembang keasrian
dalam relasi saling membutuhkan
dan saling melengkapi
Lahirkan keindahan
dari gerak tarian abadi
Sang Maha Seniman Ilahi.

Sang Hyang Agung
adalah Sang Penari Maha Pesona -indah
Dan
semua manusia serta alam semesta adalah tarian-Nya yang indah gemulai lestari penuh energi sakti hakiki
bagi pribadi setiap insani
jika masih menyayangi anugerah kehidupan Ilahi
dan merindukan harmoni
Jasmani rohani sejati