Belajar Mensyukuri Keajaiban Sang Pencipta – Menulis Kehidupan 308

Foto : Kanenori/Pixabay

Dalam diri pribadi, dalam sesama, dan dalam seluruh alam semesta dinyatakan keajaiban dan keagungan Sang Maha Pencipta. Hal ini bisa disadari dan dialami, jika pengetahuan dan pengalaman bisa melatih dan mendidik pikiran pribadi untuk mampu berterimakasih dan bersyukur.

Ada aneka warna seperti pelangi yang indah pesona bagi mata, jika semua hal dalam kehidupan mampu disyukuri. Dalam perjuangan untuk bisa memiliki kesadaran dan kemampuan bersyukur, saya tuliskan sajak:

Lukisan Warna-warni Paradoks

Di atas kanvas waktu
Jemari manusia terus berpacu
memilah dan memilih warna
dari aneka kebutuhan raga
dari ekspresi gelora emosi
dari dinamika angin pikiran
dari samidera hati sanubari
dari luasnya angkasa jiwa
Lalu
melukis potret keputusan diri
dalam ziarah kelana pribadi
dengan aneka paradoks terjadi

Warna-warni kehidupan
terus bercampur dan berubah
di atas kanvas waktu
karena keputusan tiap pribadi
demi meraih yang dicari
agar bisa mendapat arti
Disertai dengan kilau kata
sehingga mempesona mata
Maka
lahirlah deretan fakta lukisan
yang berbeda dengan kata
yang hadirkan kontradiksi arti
yang penting manfaat diri
yang ada demi gengsi
asal pribadi bisa diakui

Kanvas waktu seolah bisu
merekam fakta kontradiksi
warna-warni lukisan diri
antara fakta dan kata
antara hitam putih makna
antara kilau pelangi mimpi
antara harapan dan ilusi
antara gengsi dan nilai
antara harkat dan manipulasi
antara jasmani dan rohani
Kontradiksi pribadi jadi misteri
hingga zaman digital ini

Berhenti di sudut refleksi
saat menatap lukisan diri
kuingat lagu masa kecil
“Pelangi-pelangi
alangkah indahnya
merah kuning hijau di langit yang biru….
Pelukimu indah
siapakah gerangan
Pelangi… Pelangi…
Ciptaan Tuhan”
Sambil termenung dan senyum
kupikir hakekat diri insani
“Tidak ada seorang pun meminta terlahir
Faktanya setiap pribadi hadir
Datang dalam tanya…
Terlahir dalam paradoks
Berkelana bergulat sibak misteri
Bernafas dalam perubahan
Berenang dalam kontradiksi
Berjuang memilah dan memilih
Harus membuat keputusan diri
Bahkan terus
menjalani ketakpastian sebagai pasti
demi berlanjut desah nafas
demi berdetak irama jantung
Entah sampai esok nanti
yang penting saat ini”

Warna-warni lukisan paradoks
ternyata potret seluruh pribadi
dengan berbagai dimensi diri
yang menagih pemenuhan kebutuhan
Termasuk dimensi nilai rohani
tentang iman dan agama
tentang hidup sesudah mati
tentang dosa dan suci
tentang Sang Maha Pencipta
dengan makna semua nama
dalam sujud sembah manusia
Dalam berbagai ajaran, bentuk organisasi, cara beribadah dan sarana sakralnya
Ada warna-warni disana
Ada paradoks fakta makna
Ada konflik antar fakta
Ada kontradiksi kata makna
Semua dialami manusia
dan digores dengan lukisan
pada kanvas waktu kehidupan
“Harmoni dalam paradoks fakta
Pelangi dalam kontradiksi asali”

Belajar Membaca Tulisan Alam Semesta – Menulis Kehidupan 298