Belajar Merenungkan Tantangan Berbuat Baik, Menulis Kehidupan – 98

Berbuat baik kepada sesama dan alam lingkungan, sesuai dengan moralitas dan ajaran iman, ternyata tidak mudah. Harus kuasai diri, terus meyakinkan nurani jiwa, dan selalu berdoa mohon tuntunan Rahmat Allah, serta perlindunganNya. Berbuat baik ada kesulitan dan tantangan. Dari dalam diri, harus selalu sadar, waspada, sabar, berjuang mengendalikan emosi serta nawa nafsu. Lalu, dari luar ada banyak cobaan dan tantangan. Sering justru dari orang-orang terdekat dalam keluarga, di tetangga dan tempat kerja. Bahkan, dari saudara seiman dan mereka yang diandalkan menjadi sandaran kita. Masalah tidak pernah selesai dalam seluruh jalan hidup, salib pribadi harus dipikul sampai akhir hayat. Atas semua keadaan itu, bertepatan dengan hari puasa, kutulis sajak berjudul: Hujan Deras dan Air Mataku

Hari ini Jumad puasa
Kuingat ibadah Jalan Salib
maka niatku untuk ke gereja
berdoa merenungkan jalan salib
Ternyata tak bisa karena
hujan deras sekali
maka rencanaku tak jadi

Ketika duduk sendiri
dipikiran terus muncul
mengusik silih berganti
aneka kisah beban di hati
aneka problema hidup ini
aneka perasaan dan emosi
aneka kasus hidup yang telah terjadi
mendatangi aku dan menagih
Aku sepi menyendiri
hujan terus deras mengguyur
air mata terus mengalir

Ya Yesus
di jalan salibMu suci
kupikul salibku sendiri mengikuti
sakit lara derita sendiri
beban menindih tak usai
dan entah kapan selesai
Aku memohon berkali-kali
namun jawaban tak diberi
atau aku tak mengerti
apakah mesti begini

Air mataku mengalir deras
Hujan pun mengguyur terus
Kuingat salib hidup ini
dan terus doa menanti
kelegaan dari janjMu pasti
“Datanglah kepadaKu, kalian semua yang letih lesu berbeban berat
Aku pasti memberikan kelegaan
Mintalah maka diberi
Carilah maka mendapat
Ketoklah maka pintu kemurahan dibukakan”
Namun,
“kehendak ku bukanlah kehendak Mu
Jalan ku bukanlah jalan Mu
rencana ku bukanlah rencana Mu”

Maka,
“kedalam tangan Mu kuserahkan jiwa ragaku, semua beban salib hidupku
Terjadilah pada ku
menurut kehendak Mu”
Hujan masih deras turun
Kubasuh air mataku
pada derasnya hujan berkat Mu
pada darah dan air
yang mengalir dari lambungMu kudus
pada lautan kerahimanMu”
Pada hujan rahmatMu
kusemaikan benih imanku
“Indah RencanaMu Tuhan, di dalam hidupku. Tuntunlah aku dijalanMu”

(Simply da Flores
Harmony Institute)