Belajar pada Purnama dan Bintang – Menulis Kehidupan 56

Dari ilmu pengetahuan alam diketahui bahwa bulan dan bintang tidak menyinari diri sendiri. Bulan, bintang, planet lain, dan Bumi mendapat cahaya dari Mentari. Sang Maha Cahaya menciptakan Mentari sebagai sumber cahaya bagi planet lain. Cahaya itu kasih, cahaya itu cinta, yang secara kodrati dibutuhkan segenap insani. Bahkan, manusia diciptakan untuk kasih cinta oleh Sang Maha Cinta Ilahi. Mendambakan makna cinta sejati dan kasih sayang hakiki, bulan dan bintang bisa menjadi tempat belajar.

Sebentar lagi datang purnama
Senyum bulan menghalau hening, malam ini aku sendiri
Ada daun-daun kering jatuh diterpa angin semilir
Daun kering menari gembira
karena pulang ke tanah
setelah tugas abdi purna
Daun hijau tertawa mengantar
Tunas baru kagum menyaksikan
Kehidupan silih berganti
Tak ada yang abadi.

Kusaksikan dengan penuh tanya
Mengapa daun kering gugur menari ceria sukacita
Awan berarak ada yang menghalau senyum rembulan
Angin semilir membawanya pergi menepi
biar senyum rembulani berseri
Awan gelap keserakahan raga
Kabut pekat kebodohan nalar
karena egoisme hawa nafsu
yang juga bagian alam
untuk cuaca dan musim
Kreasi ajaib Sang Pencipta.

Kusaksikan pesona dengan tanya
Tertawa ceria purnama tiba
Gemerlap bintang gemintang
Akan kusambut dengan gembira
kuharap dapat jawaban tanya
Mungkin di tepi pantai sambil melihat ombak mencium pasir pantai
simbol kesetiaan cinta lestari
Sabda alam yang misteri
Meteraikan makna dan arti
Amanah Ilahi abadi
bagi segenap insani.

“Jika ada cinta sejati
Dimana ada kasih sayang
Nurani insani yang murni
DIA pasti hadir memberkati
Semua yang masih mengimani
Sang Maha Cinta menari
Sang Maha Kasih bernyanyi
Sang Maha Cinta Ilahi
Sang Maha Kasih abadi”
Terangnya purnama bercahaya
Kerlap kerlip bintang bersinar
Karena sinar terang Mentari
Sang Maha Cahaya Surgawi.