Belanda Catat 13 Kasus Varian Omicron dari Penerbangan Afrika Selatan


PRESIDEN Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan hari Minggu (28/11) bahwa dunia sedang “berpacu dengan waktu” untuk memahami varian Omicron dan, jika diperlukan, memodifikasi vaksin untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Omicron.

“Para ilmuwan dan produsen membutuhkan dua hingga tiga minggu untuk memiliki gambaran lengkap tentang kualitas mutasi varian Omicron ini,” katanya.

“Kita perlu mengulur waktu,” katanya seraya mendesak orang untuk mendapatkan vaksin, memakai masker, dan menjaga jarak sosial.

Von der Leyen juga mengatakan bahwa kontrak yang dibuat pada musim panas oleh UE dengan BioNTech-Pfizer untuk 1,8 miliar dosis vaksin termasuk klausul dalam kasus strain yang dapat menghindari kekebalan vaksin.

Klausul tersebut menyatakan “bahwa jika suatu varian berubah menjadi varian pelarian… BioNTech-Pfizer dapat mengadaptasi vaksinnya dalam 100 hari,” jelas Von der Leyen.

Belanda menambah daftar negara yang tercatat mendeteksi kasus varian baru virus corona yang baru diidentifikasi.

Varian baru dari Covid19, Omicron

Varian bernama Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan, dan kini telah ditemukan di Jerman, Inggris, Italia, Belgia, Denmark, Hong Kong, dan Australia.

Omicron dinilai jauh lebih menular daripada varian Delta dan belum diketahui seberapa efektif vaksin yang ada saat ini untuk melawan varian tersebut.

Para peneliti telah menyatakan kekhawatiran mereka atas varian Omicron karena menunjukkan jumlah mutasi virus corona yang sangat tinggi. Mereka telah menemukan 32 mutasi pada spike protein. Sebagai perbandingan, varian Delta, yang dianggap sangat menular, menunjukkan delapan mutasi. – DW/dms

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.